La Nina, Fenomena Cuaca yang Sedang Terjadi di Indonesia, Ditandai Curah Hujan yang Tinggi

- Kamis, 4 November 2021 | 13:32 WIB
Petugas Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) melihat prakiraan arah dan kecepatan angin di Stasiun BMKG Malang, Jawa Timur, Kamis (7/10) (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Petugas Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) melihat prakiraan arah dan kecepatan angin di Stasiun BMKG Malang, Jawa Timur, Kamis (7/10) (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Baru-baru ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap fenomena La Nina menjelang akhir 2021 hingga awal 2022.

Kedatangan La Nina ditandai dengan adanya peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia seperti di Sumatera, Jawa, Bali, NTT, Kalimantan bagian Selatan dan Sulawesi bagian Selatan.

Dengan meningkatnya curah hujan, maka berpotensi memicu sejumlah bencana seperti banjir, banjir bandang, longsor, angin kencang hingga angin puting beliung.

Tidak hanya menjadi pemicu bencana, La Nina juga akan berdampak pada ketahanan pangan. Sebab, fenomena tersebut bisa merusak pertanian akibat banjir dan merusak perikanan karena tingginya gelombang laut.

Baca juga: Potensi Cuaca Eksrem di Jakarta Selama Sepekan ke Depan, Warga Diminta Waspada

Pengertian La Nina

La Nina merupakan kebalikan dari fenomena El Nino. Selama terjadinya fenomena ini, suhu permukaan laut di sepanjang timur dan tengah Samudera Pasifik yang dekat atau berada di garis khatulistiwa mengalami penurunan sebanyak 3° hingga 5° C dari suhu normal.

Kemunculan fenomena La Nina ini biasanya berlangsung paling tidak lima bulan. Fenomena ini memiliki dampak besar terhadap cuaca bahkan iklim di sebagian besar wilayah dunia, terutama di wilayah Amerika Utara, bahkan berdampak pada pola musim terjadinya Badai Atlantik dan Badai Pasifik.

Fenomena cuaca ini memiliki pola yang rumit dan kompleks yang terjadi tiap beberapa tahun sekali, sebagai akibat dari variasi suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik yang dekat atau berada di garis khatulistiwa.

La Nina bisa terjadi karena adanya hembusan angin yang kuat meniup air hangat permukaan laut dari Amerika Selatan melewati Pasifik menuju wilayah timur Indonesia.

Ketika air hangat itu bergerak ke arah barat, air dingin dari dasar laut naik ke permukaan laut di wilayah perairan Pasifik yang dekat dengan Amerika Selatan. Oleh karena itu, La Nina dianggap sebagai fase dingin dari pola cuaca El Nino–Osilasi Selatan dan kebalikan dari pola cuaca El Nino.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X