Peneliti Temukan Hanya 3% dari Luas Daratan Belum 'Dipegang 'Manusia!

- Senin, 19 April 2021 | 15:40 WIB
Ilustrasi tanah. (photo/Ilustrasi/Dok. Asia One via REUTERS)
Ilustrasi tanah. (photo/Ilustrasi/Dok. Asia One via REUTERS)

Sangat sedikit dari dunia saat ini yang menyerupai Bumi dari 500 tahun yang lalu. Faktanya, hanya sekitar 3% permukaan tanah yang mungkin secara ekologis masih utuh menjadi rumah bagi beberapa spesies ciri mereka dan tidak tercela oleh aktivitas manusia, menurut penelitian terbaru. 

Temuan yang dipublikasikan pada 15 April di jurnal Frontiers in Forests and Global Change itu jauh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya berdasarkan citra satelit, yang menunjukkan sekitar 20 persen hingga 40 persen ekosistem daratan tidak rusak. Tetapi, untuk studi baru ini, para ilmuwan melakukan survei ekstensif terhadap tutupan hutan dan hilangnya spesies untuk memahami lebih baik apa yang terjadi di bawah tajuk pohon dunia. Melihat hal itu, Andrew Plumptre salah seorang ahli biologi konservasi di Universitas Cambridge memberikan komentarnya.

"Saya sangat terkejut melihat betapa rendahnya sebenarnya," kata Andrew Plumptre. 

"Ini menunjukkan betapa langka tempat-tempat utuh seperti itu. Sungguh menakutkan betapa kecilnya dunia seperti 500 tahun yang lalu." lanjutnya. 

Istilah ekosistem menggambarkan hubungan kompleks dalam suatu kawasan alami yang secara keseluruhan membantu mempertahankan keanekaragaman hayati yang sehat dan seimbang. Kehilangan hanya satu atau dua spesies kunci, dan seluruh sistembisa berantakan. Habitat yang masih asli saat ini, dnegan jumlah spesies yang sama seperti pada 1500 M, kebanyakan ditemukan di daearah yang dianggap kurang ramah bagi manusia, termasuk Gurun Sahara dan daerah dingin di Greenland dan Kanada bagian utara. 

"Ide untuk fokus pada area utuh adalah agar Anda tidak perlu bekerja untuk menghilangkan jejak kaki manusia," kata Plumptre.

Bebearapa ilmuwan, bagaimanapun, mempertanyakan angka yang sangat rendah itu, mengatakan bahwa hal itu dikaitkan dengan penelitian menggunakan definisi yang sangat sempit dari habitat utuh, habitat yang mempunyai koleksi lengkap hewan dan tumbuhan dalam sejarah.

“Kami membutuhkan tindakan praktis untuk memastikan spesies dan ekosistem bertahan,” kata Stuart Pimm, seorang ilmuwan konservasi di Duke University.

"Mendorong negara-negara untuk melindungi daerah terpencil, daerah berpenduduk jarang tidak akan memberikan banyak manfaat bagi keanekaragaman hayati," kata Pimm.

Beberapa ahli konservasi berpendapat, bagaimanapun, bahwa tujuan konservasi dunia harus jauh lebih tinggi dari 30 persen untuk cegah kematian massal spesies. Laporan PBB 2019 sendiri perkirakan sebanyak 1 juta spesies terancam punah dikarenakan aktivitas manusia. 

“30 x 30 adalah slogan yang bagus, tapi tidak banyak gunanya jika kawasan yang akan dilindungi tidak dipilih dengan hati-hati,” kata Pimm.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X