Asal Usul Istilah 'Air Mata Buaya', Sering Ditujukan Kepada Orang yang Pura-pura Menangis

- Selasa, 8 Februari 2022 | 17:18 WIB
Ilustrasi buaya (Pixabay)
Ilustrasi buaya (Pixabay)

Kita pasti sudah tidak asing dengan istilah 'air mata buaya', istilah yang biasanya ditujukan kepada orang-orang yang berbohong atau pura-pura menangis untuk menarik rasa empati atau bahkan memalsukan penyesalan.

Mengapa disebut air mata buaya? Mengapa istilah untuk menunjukkan ekspresi tidak tulus seseorang dikaitkan dengan reptil buas bernama buaya?

Dilansir berbagai sumber, istilah air mata buaya disebut sudah muncul sejak abad ke-14 berawal dari sebuah catatan terlaris yang bertajuk 'The Voyage and Travel of Sir John Mandeville'

Dalam catatan itu, diceritakan bahwa di sebuah kota bernama Mandeville (kini di Amerika Serikat) terdapat banyak buaya dan ular. Reptil-reptil itu biasanya mencari makan pada malam hari dengan berdiam di dalam air. Sementara pada siang hari mereka berada di atas tanah, bebatuan dan gua.

Buaya-buaya di daerah itu merupakan hal yang biasa. Bahkan mereka biasa membunuh manusia untuk dijadikan sebagai makanan. Saat buaya-buaya itu memakan daging, entah berasal dari manusia atau lainnya, terlihat di mata mereka mengeluarkan air mata.

Air mata buaya yang keluar itu bukan untuk sesuatu yang emosional, tetapi keluar saat mereka sedang melahap daging makanan. Sejak saat itu, muncul istilah air mata buaya yang kemudian menjadi metafora selama bertahun-tahun.

Dibuktikan dengan penelitian

Pada 2007 silam, ahli zoologi Universitas Florida, Kent Vliet melakukan penelitian untuk membuktikan hal yang berkaitan dengan air mata buaya. Dia meneliti kerabat dekat buaya yaitu aligator lainnya saat makan di taman aligator Florida.

Dari tujuh aligator yang dipelajari, lima di antaranya mengeluarkan air mata saat selama dan setelah makan.

Menurut dia, air mata itu keluar ketika aligator membuka rahang dengan lebar saat memasukkan makanan, lalu memaksa udara masuk melalui sinus sehingga keluarlah air mata.

Vliet juga meneliti sikap bilogis di balik 'metafora Crocodilian' oleh Malcolm Shaner, ahli saraf yang meneliti tentang penderita kelumpuhan wajah yang mengeluarkan air mata saat makan. Kondisi itu sering disebut sebagai 'air mata buaya.

Lalu, William Shakespeare, seorang pujangga, dramawan, dan aktor Inggris menggunakan ungkapan 'air mata buaya' dalam tulisannya untuk istilah yang merujuk orang-orang yang menangis bukan karena alasan emosional.

Sejak saat itu, 'air mata buaya' sering dipakai untuk istilah yang ditujukan kepada orang-orang yang berpura-pura menangis.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X