Studi: Orang Berpenghasilan Tinggi Memiliki Perasaan Bangga dan Percaya Diri!

- Minggu, 7 Maret 2021 | 15:47 WIB
Uang. (photo/Ilustrasi/Pexels/Pixabay)
Uang. (photo/Ilustrasi/Pexels/Pixabay)

Individu dengan upah atau gaji yang tinggi, secara umum akan merasa lebih bangga, lebih yakin, percaya diri, dan kurang khawatir daripada individu dengan upah yang lebih rendag, namun belum tentu bisa lebih berbelas kasih, peduli atau menyayangi. Ini diungkapkan oleh penelitian dari American Psychological Association. 

Dalam studi dari 162 negara, peneliti menemukan bukti konsisten bahwa pendapatan yang lebih tinggi memprediksi apakah orang merasakan lebih positif 'emosi harga diri', termasuk dengan kepercayaan diri, kebangaan dan tekad. Orang dengan pendapatan yang lebih rendah akan memiliki efek sebaliknya, dan diprediksi negatif emosi, seperti kesedihan, ketakutan, dan rasa malu. Penelitian ini dipublikasikan secara online di jurnal Emotion. 

Penemuan ini serupa di negara-negara berpenghasilan tinggi dan negara berkembang. Pernyataan ini diungkapkan oleh peneliti Eddie MW Tong, Ph.D, salah seorang profesor psikologi di National University of Singapore. 

"Efek pendapatan pada kesejahteraan emosional kita tidak boleh diremehkan," katanya. "Memiliki lebih banyak uang dapat menginspirasi kepercayaan dan tekad sementara penghasilan lebih sedikit dikaitkan dengan kesuraman dan kecemasan." ungkapnya. 

Dalam apa yang mereka sebut analisis paling komprehensif hingga saat ini, para peneliti melakukan analisis independen dan meta-analisis dari lima penelitian sebelumnya yang mencakup survei terhadap lebih dari 1,6 juta orang di 162 negara. Analisis itu juga memasukkan kategori emosi yang dirasakan orang mengenai orang lain, seperti kemarahan, cinta, atau kasih sayang.

Tidak seperti emosi harga diri, studi itu tidak temukan hubungan yang konsisten antara tingkat pendapatan dan bagaiaman perasan orang lain. 

"Memiliki lebih banyak uang tidak selalu membuat seseorang lebih berbelas kasih dan bersyukur, dan kekayaan yang lebih besar mungkin tidak berkontribusi untuk membangun masyarakat yang lebih peduli dan toleran," kata Tong.

Temuan dari penelitian ini bersifat korelasional, sehingga studi tidak bisa menemukan apakah pendapatan yang lebih tinggi menyebabkan emosi ini atau jika hanya terdapat hubungan di antara mereka. Tingkat dari pendapatan juga mungkin mempunyai efek jangka panjang. Dalam analisis survei longitudinal yang melibatkan lebih dari 4.000 peserta di Amerika Serikat, para peneliti menemukan bahwa pendapatan yang lebih tinggi memprediksi tingkat emosi harga diri yang lebih tinggi sekitar 10 tahun lalu setelah survei awal peserta.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X