Tari Seblang merupakan sebuah ritual adat atau tradisi masyarakat Osing Banyuwangi yang digelar dalam rangka Bersih Desa dan Tolak Bala.
Tari Seblang sendiri biasanya dapat dijumpai di dua desa yakni desa Bakungan dan desa Olehsari. Ritual ini digelar agar desa tetap dalam keadaan aman dan tentram serta terhindar dari pagebluk atau marabahaya.
Asal usul kata Seblang sendiri berasal dari dua kata yakni ‘Sebele Ilang’ atau dalam bahasa Indonesia berarti ‘Sialnya Hilang’.
Baca juga: Mengenal Museum Ullen Sentalu, Lokasi Pelestarian Kebudayaan Jawa di Sleman
Penari Seblang Olehsari sendiri biasanya dibawakan oleh wanita muda yang belum akil baliq dan memiliki satu garis keturunan dari penari Seblang sebelumnya atau dipilih langsung oleh Roh Dhanyang desa Olehsari.
Penari yang terpilih melalui proses supranatural tersebut harus mengikuti ritual selama tiga tahun ke depan dan menari tujuh hari berturut-turut setiap tahunnya.
Tari Seblang Olehsari ini digelar di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah Kab. Banyuwangi tepat setelah Idul Fitri dan digelar selama tujuh hari berturut-turut.
Alat musik yang mengiringi Tari Seblang Olehsari terdiri dari satu buah kendang, satu buah kempul gong, dua buah barong, dan ditambah dengan biola.
Ritual Tari Seblang ini sendiri diawali dengan selamatan di empat titik, dua di antaranya adalah makam sesepuh desa setempat yakni Ki Buyut Ketut dan Ki Buyut Cili.
Pada hari ketujuh akan ada ider bumi, di mana penari Seblang akan diarak mengelilingi batas desa dan diakhiri dengan selamatan sebagai bentuk ucapan syukur.
Ritual adat ini dibuka oleh seorang pawang yang diawali dengan penari ditutup matanya, lalu sang pawang mengasapi penari dengan asap dupa (menyan) sembari membaca mantra.
Pertunjukan dimulai tepat saat sang penari mulai kesurupan, penari akan menari dengan mata terpejam mengikuti arah sang pawang dan irama gendhing yang dilantunkan oleh beberapa sinden.
Baca juga: Temukan Pengalaman Baru dari Konservasi Pelestarian Penyu Pantai di Balai Bajulmati
Penari Seblang akan melakukan gerakan membuang tangan ke kanan dan ke kiri sebagai simbol menghilangkan pengaruh buruk.
