Nasi Liwet adalah salah satu makanan khas Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan mitos serta makna filosofis.
Nasi Liwet berasal dari tradisi nasi gurih yang biasa disajikan dalam ritual di Keraton Solo dan kemudian menyebar ke masyarakat Jawa pada abad 19.
Simbol penghormatan ke Rosulullah SAW dan Siti Khadijah RA
Dalam budaya masyarakat Jawa, nasi liwet atau nasi gurih memiliki makna sebagai simbol penghormatan kepada Nabi Muhammad dan Siti Khadijah.
Masyarakat Jawa memuliakan rasul-Nya dengan menyajikan makanan kesukaannya, yaitu nasi samin yang kemudian dibuat tiruannya dengan bahan yang ada, yaitu nasi gurih.
Baca Juga: 5 Resep Nasi Liwet Komplit Khas Sunda dan Solo, Dijamin Enak!
Dalam keyakinan masyarakat, dengan memuliakan rasul-Nya, diharapkan segala hajat yang diinginkan akan lebih mudah tersampaikan dan dikabulkan Tuhan.
Simbol kedekatan manusia dengan alam
Selain itu, nasi liwet juga memiliki makna filosofis untuk mendapatkan keberkahan dan keselamatan dalam hidup.
Di masyarakat Sunda, nasi liwet menjadi bagian penting dari tradisi ngaliwet. Tradisi ini menjadi simbol hemat dan keterkaitan antara manusia dengan alam sekitarnya. Nasi liwet juga menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan karena cara makan nasi liwet dilakukan bersama-sama.
Selain itu, nasi liwet juga memiliki makna sebagai cara untuk semakin dekat dengan alam. Masyarakat Sunda terbiasa memasak nasi liwet dengan menggunakan alam sekitarnya, seperti castol atau ketel yang digantungkan di atas kayu dan dibiarkan terbakar di atas bara api unggun.
Daun pisang juga menjadi bagian penting dalam penyajian nasi liwet karena daun pisang mempertahankan aroma dan cita rasa nasi liwet yang authentic.
Mitos nasi liwet: gerhana bulan dan Buto Ijo
Selain itu, ada juga mitos yang terkait dengan pembuatan nasi liwet. Di masyarakat Jawa, pembuatan nasi liwet menjadi tradisi saat gerhana bulan terjadi.
Sebagian masyarakat Jawa percaya bahwa makhluk gaib atau buto ijo akan datang saat gerhana bulan untuk memangsa janin, sehingga untuk menangkal pertanda buruk itu, masyarakat melakukan tradisi liwetan atau menanak nasi liwet. Cara ini dipercaya dapat mengusir buto ijo.
Baca Juga: Sering Jadi Perdebatan, Ilmuwan Sebut Bigfoot Cuma Makhluk Mitos
Nasi liwet tidak hanya sekadar makanan tradisional yang lezat, namun juga memiliki sejarah, makna, dan mitos yang menarik dalam kebudayaan masyarakat Jawa dan Sunda.