Romawi Timur atau Bizantium terletak di daerah yang strategis dan menjadikannya sebagai daerah yang kerap diserang oleh musuhnya. Oleh karena itu, masyarakat di sana kerap melakukan persiapan menghadapi musuh.
Baca Juga: Dukung Palestina, Israel Sebut Bella Hadid Ingin Buang Orang Yahudi ke Laut
Salah satu persiapannya yaitu menyiapkan senjata andalan yang bernama Api Yunani. Api ini nantinya akan digunakan untuk mengusir para penjajah yang akan menginvasi wilayah mereka.
Dikutip dari laman All That's Interesting, api Yunani adalah senjata cair yang dirancang dengan cara dipanaskan, diberi tekanan dan dikirim melalui tabung yang disebut siphon.
Senjata ini memiliki keamanan yang tinggi lantaran mampu disemburkan api kepada lawan dari jarak yang sulit dijangkau oleh lawan yang ada di depan mereka.
Lebih buruk lagi, api Yunani adalah ramuan cair yang menempel pada apa pun yang dikenainya, baik itu kapal ataupun daging manusia. Konon, api tersebut hanya bisa dipadamkan dengan satu campuran aneh, yakni cuka bercampur pasir dan urine tua.
Orang-orang Bizantium menggunakan senjata ini di abad ke-7 untuk mengusir invasi Arab selama bertahun-tahun, terutama di laut. Meski bukan senjata pembakar pertama, namun api Yunani bisa dibilang menjadi senjata yang paling signifikan dalam sejarah Romawi.
Baca Juga: Schwerer Gustav: Senjata Terbesar Milik Nazi yang Pernah Dibuat Manusia
Api Yunani ini rupanya diciptakan pada abad ke-7, oleh Kallinikos dari Heliopolis. Kallinikos adalah seorang arsitek Yahudi yang melarikan diri dari Suriah ke Konstantinopel. Ia melarikan diri karena kekhawatirannya tentang orang-orang Arab yang bakal merebut kotanya.
