Kisah Misteri Tari Keling, Bisa Muncul Penari Gaib Jika Kostum Sisa Pementasan Tertinggal

- Minggu, 14 Agustus 2022 | 20:23 WIB
Tari Keling, kesenian khas Ponorogo. (Pramita Kusumaningrum/Z Creators)
Tari Keling, kesenian khas Ponorogo. (Pramita Kusumaningrum/Z Creators)

Kabupaten Ponorogo memang terkenal dengan Tarian Reog. Bahkan Reog sempat menjadi polemik karena mau diakui oleh Malaysia. Sebenernya, selain Reog, Ponorogo juga memiliki kesenian lain yaitu Tari Keling

Tari ini berasal dari Dukuh Mojo, Desa Sungguhan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Para penari Keling menggunakan kostum yang menyeramkam dan menggelikan. Begitu juga para pemain musik yang mengiringi tarian ini. 

-
Tari Keling, kesenian khas Ponorogo. (Pramita Kusumaningrum/Z Creators)

Kostum yang dikenakan yaitu irah-irahan dari bulu ayam, celana pendek, gonseng, rok dari daun kelapa, cekathakan yang menutupi hidung dan mulut. Sementara bagian tubuh yang tidak ditutupi oleh kostum akan dihitamkan menggunakan minyak goreng curah yang dicampur dengan arang. 

Tarian ini memegang properti berupa pentungan atau gada, pedang, tombak, dan panah. Tata rias yang digunakan adalah tata rias wajah buto atau raksasa, dengan dominasi warna merah, hitam, dan putih.

-
Tari Keling, kesenian khas Ponorogo. (Pramita Kusumaningrum/Z Creators)

Gerakan Tari Keling ada iring-iringan dengan berjalan ke depan atau memutar. Tari Keling menjadi menjadi salah satu daya tarik saat kirab budaya di Kabupaten Ponorogo.

"Sudah lama kami tidak tampil. Ini baru ada pawai budaya lagi," ujar Wiyoto, pimpinan grup Tari Keling kepada Tim Z Creators, Pramita Kusumaningrum, Jumat (12/8/2022).

-
Tari Keling, kesenian khas Ponorogo. (Pramita Kusumaningrum/Z Creators)

Dia menjelaskan bahwa banyak versi cerita tentang adanya Tari Keling. Kono ceritanya bahwa pada tahun 1920-an babat Tanah Jawa, kalau saat itu masih hutan belantara.

Datang pujangga yang bernama Syeh Subakir. Saat itu meminta bantuan Sulu Keling atau pasukan gaibnya. Digambarkan serba hitam yang dipraktikkan dalam Tari Keling.

"Kalau cerita nya seperti itu. Kalau bagaimana aslinya saya tidak paham. Itu dari Mbah Buyut," tambah Wiyoto.

Namun, para pemain Tari Keling juga harus benar-benar menjaga. Bahwa semua limbah piranti Tari Keling harus kembali atau dibuang di Dukuh Mojo. Pasalnya, jika tidak akan terjadi sesuatu. Wiyoto menjelaskan bahwa ada pengalaman. Saat itu setelah acara parade budaya di Kediri.

Ada beberapa yang membuang piranti di hutan sukun di arah pulang. Besoknya, kata dia, ada orang yang melihat ada tarian keling di lokasi setempat. Padahal, saat itu tidak ada pagelaran Tari Keling. 

Artikel menarik lainnya: 

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

-
Z Creators

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X