Potret Pertama Aurora Ditemukan dalam Teks China Kuno, Muncul Pertama Kali Abad ke-10 SM

- Selasa, 26 April 2022 | 15:27 WIB
Aurora (Pixabay)
Aurora (Pixabay)

Aurora yang terdokumentasi paling awal diduga pertama kali muncul pada abad ke-10 SM. Hal terungkap dari sebuah studi baru tentang teksi China kuno.

Dilansir Live Science, teks tersebut menggambarkan 'cahaya lima warna' yang disaksikan di bagian utara langit menjelang akhir pemerintahan Raja Zhao, raja keempat dari dinasti Zhou Tiongkok.

Menurut penelitian, kemungkinan peristiwa 'cahaya lima warna' itu terjadi pada tahun 977 SM atau 957 SM, meski tanggal pasti pemerintahan Zhao tidak diketahui.

Para peneliti menemukan detail warna-warni ini dalam Sejarah Bambu (Zhúsh Jìnián dalam bahasa Mandarin), abad keempat SM. teks yang ditulis pada potongan bambu yang mencatat sejarah legendaris dan awal China.

Meski para peneliti telah mengetahui Sejarah Bambu, pandangan baru pada bagian khusus ini mengarah pada kesadaran bahwa hal itu merinci pada apa yang mungkin merupakan disebut aurora pertama kali muncul, demikian kata penulis koresponden studi Hisashi Hayakawa, asisten profesor di Institute for Space- Penelitian Lingkungan Bumi di Universitas Nagoya di Jepang dan seorang ilmuwan tamu di Laboratorium Appleton Rutherford di Inggris.

Hayakawa dan rekannya, Marinus Anthony van der Sluijs melaporkan bahwa deskripsi 'cahaya lima warna' yang baru dianalisis kemungkinan mengacu pada badai geomagnetik.

Menurut NASA, badai geomagnetik terjadi ketika matahari "bola gas yang bernafas" menyemburkan jilatan api matahari atau gelembung gas listrik raksasa yang bergerak dengan kecepatan tinggi melalui ruang angkasa.

Magnetosfer bumi biasanya melindungi planet dari partikel bermuatan energi matahari, tetapi terkadang partikel ini menembus dan menyebabkan gangguan magnetik yang dikenal sebagai badai geomagnetik.

Badai semacam itu dapat menghasilkan cahaya yang indah, oksigen bersinar hijau dan merah sedangkan nitrogen mengeluarkan cahaya biru dan ungu.

Saat ini, cahaya utara, aurora borealis, terjadi di garis lintang utara, sedangkan cahaya selatan, atau aurora australis, terjadi di garis lintang selatan.

Tetapi selama pertengahan abad ke-10 SM, kutub magnet utara bumi condong ke arah benua Eurasia, sekitar 15 derajat lebih dekat ke China tengah daripada sekarang.

Akibatnya, ada kemungkinan bahwa orang-orang kuno di China tengah, mungkin sejauh selatan 40 derajat lintang atau tepat di utara Beijing dapat melihat badai geomagnetik dan cahaya warna-warni yang mereka hasilkan, kata para peneliti.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Arti Mimpi Memotong Rambut Apakah Pertanda Baik?

Minggu, 28 April 2024 | 10:19 WIB

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X