Peneliti Berhasil Temukan Cara Membuat Tulang Rawan dengan Bioprinting 3D

- Kamis, 6 Mei 2021 | 14:50 WIB
Tulang tengkorak manusia. (photo/Pexels/Tima Miroshnichenko)
Tulang tengkorak manusia. (photo/Pexels/Tima Miroshnichenko)

Dalam sebuah studi terobosan, tim peneliti dari University of Alberta telah menemukan cara dengan teknologi bioprinting 3D untuk buat tulang rawan berbentuk khusus untuk digunakan dalam prosedur pembedahan. Pekerjaan ini bertujuan untuk memudahkan ahli bedah dalam mengembalikan ciri-ciri pasien kanker kulit yang hidup dengan cacat tulang rawan hidung setelah operasi dengan aman. 

Peneliti menggunakan hidrogel yang dirancang khusus, bahan yang mirip dengan Jell-O, yang dapat dicampur dengan sel yang diambil dari pasien dan kemudian dicetak dalam bentuk tertentu yang ditangkap melalui pencitraan 3D. Selama beberapa minggu, bahan itu dikultur di laboratorium untuk menjadi tulang rawan fungsional.

“Diperlukan waktu seumur hidup untuk membuat tulang rawan pada individu, sedangkan metode ini membutuhkan waktu sekitar empat minggu. Jadi Anda masih berharap akan ada tingkat kematangan yang harus dilalui, terutama saat ditanamkan di dalam tubuh. Tapi secara fungsional bisa untuk melakukan hal-hal yang dilakukan tulang rawan, "kata Adetola Adesida , profesor bedah di Fakultas Kedokteran & Kedokteran Gigi.

"Itu harus memiliki sifat mekanik tertentu dan harus memiliki kekuatan. Ini memenuhi persyaratan tersebut dengan bahan yang (pada awalnya) adalah 92 persen air," tambah Yaman Boluk, seorang profesor di Fakultas Teknik.

Adesia, Boluk dan mahasiswa pascasarjana yaitu Xiaoyi Lan memimpin proyek untuk membuat tulang rawan cetak 3D dengan harapan bisa memberikan solusi yang lebih baik untuk masalah klinis yang dihadapi banyak pasien kanker kulit. Setiap tahun lebih dari tiga juta orang di Amerika Utara didiagnosis dengan kanker kulit non-melanoma. 

Secara tradisional, ahli bedah akan mengambil tulang irawan dari salah satu tulang rusuk pasien dan membentuknya kembali agar sesuai dengan ukuran dan bentuk yang dibutuhkan untuk operasi rekonstruksi. Tetapi prosedurnya mempunyai komplikasi. 

"Saat ahli bedah merestrukturisasi hidung, hidungnya lurus. Tapi saat beradaptasi dengan lingkungan barunya, ia mengalami periode renovasi di mana ia melengkung, hampir seperti lengkungan tulang rusuk," kata Adesida. 

"Secara visual, itu masalah." lanjutnya.

"Masalah lainnya adalah Anda membuka kompartemen tulang rusuk, yang melindungi paru-paru, hanya untuk menata kembali hidung. Ini adalah lokasi anatomi yang sangat vital. Pasien bisa mengalami kolaps paru-paru dan memiliki risiko kematian yang jauh lebih tinggi," dia ditambahkan.

"Ini untuk kepentingan pasien. Mereka bisa pergi ke meja operasi, menjalani biopsi kecil dari hidung dalam waktu sekitar 30 menit, dan dari sana kami bisa membangun berbagai bentuk tulang rawan khusus untuk mereka," kata Adesida. "Kami bahkan dapat menyimpan sel dan menggunakannya nanti untuk membangun semua yang dibutuhkan untuk operasi. Inilah yang memungkinkan teknologi ini untuk Anda lakukan." tutupnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X