Sindrom Stendhal disebut juga “syok karena keindahan”, karena penderita akan sangat merasa terbebani setiap kali melihat sesuatu yang cantik.
Baik itu karya seni terbaik, arsitektur megah, atau sekadar pemandangan indah, semua hal itu sudah cukup untuk menimbulkan reaksi pada penderitanya.
Sindrom ini dinamai Stendhal berdasarkan nama samaran seorang penulis Prancis pada abad ke-19. Dia menggambarkan pengalamannya dan apa yang dia rasakan dalam sebuah buku pada tahun 1817. Namun kondisi ini resmi diberikan nama pada tahun 1979.
Saat itu ada banyak kasus serupa di antara wisatawan Florence yang mengamati karya seni.
Psikolog telah lama memperdebatkan apakah sindrom Stendhal benar ada, namun efek nyata pada beberapa individu cukup parah hingga memerlukan perhatian medis.
Ciri umum dari sindrom ini adalah para penderita mengalami pusing, jantung berdetak sangat cepat serta berhalusinasi ketika melihat sesuatu yang indah atau karya seni indah.
Tidak ada bukti ilmiah untuk mendefinisikan sindrom Stendhal sebagai gangguan kejiwaan tertentu. Namun, ada bukti bahwa area otak yang sama, yang terlibat dalam respons emosional diaktifkan selama terkena paparan karya seni.