Memiliki pemimpin yang berlatar belakang dari keluarga sederhana, memang kendatinya sangatlah mengerti akan kondisi rakyatnya. Hal ini rupanya telah diterapkan oleh salah seorang pemimpin Romawi kuno, yakni Raja Servius Tullius.
Raja Servius Tullius adalah seorang raja yang naik takhta usai meninggalnya Raja Tarquinus yang dibunuh. Hal ini melalui keputusan senat yang menunjuk Servius lantaran sikap dan ketenarannya di tengah masyarakat.
Dikutip dari Nationalgeographic, Servius digambarkan sebagai raja yang baik hati. Ia berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan dan kekayaan warga kelas bawah Romawi kuno.
Baca Juga: Agrippina, Permaisuri Kaisar Romawi Kuno yang Rela Dibunuh Nero, Anaknya Sendiri!
Salah satu tindakan terkenalnya yakni Servius mengambil tanah milik rakyat kelas atas untuk dibagikan kepada orang miskin. Warga kelas bawah di Roma pada saat itu menjadi kekuatan yang berbeda dalam politik Romawi. Dimana mereka berhak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan.
Romawi kuno seakan menemukan reformasinya pada saat dipimpin oleh Servius. Kepemimpinannya pun dikenal dengan sebutan reformasi Servius. Pemerintahan Servius telah mengubah stigma masyarakat kelas bawah untuk tidak memiliki kesempatan dalam merubah pemerintahan menuju yang lebih baik.
Akan tetapi, terlepas dari sikap pedulinya kepada masyarakat kelas bawah, Servius tidak menemui akhir hidupnya yang bahagia. Servius mendapati nasib seperti raja sebelumnya, yakni meninggal dibunuh.
Yang lebih menyakitkan lagi, Servius meninggal di tangan putrinya sendiri yakni Tullia dan menantunya Tarquinius Superbus, sang pewaris takhta.
Alasan keduanya membunuh sang ayah lantaran sikap iri hati mereka lantaran Servius lebih menyukai kelas bawah ketimbang orang kaya Romawi. Sehingga hal ini membuat keluarga bangsawan sedikit merasa dikucilkan oleh Servius.
