Pohon buah tin tertulis di dalam kitab suci Al-Qur’an sebagai tanaman surga. Tumbuhan buah berbiji ini memiliki banyak manfaat, di antaranya dapat menghentikan penyakit wasir dan menyembuhkan encok.
Tanaman Buah Tin (Ficus Carica) umumnya tumbuh subur di negara iklim tropis. Tetapi pohon buah istimewa ini juga dapat hidup di negara empat musim, asal dirawat dengan benar.
Nah uniknya di Italia, sebuah pohon tin tumbuh subur di runtuhan atap gua Romawi kuno. Pohon itu tumbuh terbalik di Gua Parco Archeologico delle Terme di Baia, dekat kota modern Bacoli.
Tanaman yang disebutkan dalam Al-Qur’an itu tumbuh di langit-langit gua. Namun arah tumbuhnya salah, yaitu bukan ke atas tapi ke bawah.
Akarnya hidup menjalar di langit-langit gua dengan ranting dan dan yang tumbuh ke bawah. Namun anehnya, tanaman itu tumbuh subur, bahkan berbuah.
Baca juga: Masya Allah! Buah Tin di Al-Quran dan Alkitab Ternyata Pemanis Sebelum Gula Ditemukan
Wilayah Elit Romawi
Dikutip dari laman IFL Science, kawasan Baia sendiri merupakan kawasan elit Romawi kuno. Wilayah ini terkenal sebagai tempat peristirahatan bagi kalangan super kaya di Roma, yaitu kaum bangsawan dan elit kerajaan.
Bahkan Raja Julius Caesar, Nero, dan Caligula, punya vila mewah di kota itu. Selama berabad-abad, terutama di akhir masa kekuasaan Republik Roma, Baia atau Baiae dianggap setara dengan Capri, Pompeii, atau Herculaneum, ibaratnya seperti Beverly Hills di masa kini.
Vila-vila di Baia dibangun sekitar tahun 100 sebelum Masehi sampai 500 Masehi dan kemudian sebagian besar kawasan kota itu menjadi milik kerajaan di bawah kepemimpinan Kaisar Augustus.
Baca juga: Masya Allah! Tertulis di Al-Qur’an, Buah Tin atau Buah Surga Tumbuh Subur di Indonesia
Vila Raja Nero
Adapun pohon tin terbalik itu diduga tumbuh di bagian vila milik Raja Nero. Tak seorang pun yang tahu, bagaimana tanaman itu bisa tumbuh dan bertahan hidup di sana.
Padahal wilayah Baia termasuk aktif secara vulkanik. Selama beberapa abad, getaran kerak bumi di daerah tersebut memicu aktivitas hidrotermal dan seismik yang menyebabkan sebagian besar kota itu tergelincir di bawah garis pantai.
Baia tidak menjadi kota yang hilang lantaran seorang pilot berhasil menemukan sesuatu yang tidak biasa di bawah ombak di pesisir Napoli pada 1940-an.
Pilot itu mengambil foto yang menunjukkan adanya bangunan di bawah laut. Sampai akhirnya setelah dua dasawarsa, para peneliti melakukan perjalanan dengan kapal selam untuk melihat lebih dekat apa yang ada di sana.
