Sejarah Seven Deadly Sins, Konsep Penggambaran Sisi Gelap Hati Manusia

- Jumat, 17 Januari 2020 | 19:34 WIB
Ilustrasi gambar Seven Deadly Sins (Neatoshop)
Ilustrasi gambar Seven Deadly Sins (Neatoshop)

Amarah, kesombongan, iri hati, hawa hafsu, kerakusan, ketamakan, dan kemalasan merupakan 7 perilaku atau kebiasaan buruk yang dianggap sebagai sifat bawaan manusia, dan hampir secara luas dikenal dengan istilah Seven Deadly Sins

Meskipun belum diketahui secara pasti dari masa peradaban apa konsep Seven Deadly Sins ini bersumber, namun berdasarkan pada beberapa catatan sejarah, konsep modern dari Seven Deadly Sins dapat dihubungkan dengan ajaran dari Biarawan Evagrius Ponticus di Yunani pada abad ke-4, yang mengkategorikan pikiran atau sifat buruk manusia menjadi 8 sifat, yaitu:

  1. Kerakusan
  2. Prostitusi atau hawa nafsu
  3. Ketamakan
  4. Kesombongan
  5. Kesedihan atas nasib baik orang lain (iri hati)
  6. Amarah
  7. Berkata sombong dan berlebihan atas pencapaian diri sendiri
  8. Merasa rendah diri, malas, ataupun tidak peduli keadaan diri sendiri dan sekitar

Kemudian, delapan konsep tersebut diadopsi oleh Kaum Kristiani di Eropa sehingga menjadi ajaran spiritual kepercayaan mereka.

Lalu, Paus Gregory I pada tahun 590 Masehi melakukan revisi atas ajaran tersebut dengan menggabungkan beberapa sifat dengan kriteria serupa hingga menjadi Seven Seadly Sins yang tersebar luas dan kita ketahui sekarang.

Tujuh dosa mematikan tersebut dapat dianggap sebagai dosa dan sebuah cara pemisahan diri dari Tuhan. Misalnya hawa nafsu yang dapat berujung pada perzinahan atau yang dikenal sebagai dosa besar.

Seven Deadly Sins merupakan tema populer yang diangkat dalam drama-drama moralitas, seni di abad pertengahan Eropa hingga karya sastra.

Nah, semoga pengetahuan singkat tentang sejarah tadi gak bikin kamu pusing ya!

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X