Kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak: Dari 45 Korban, 3 Jurnalis Indonesia Tewas

- Selasa, 26 April 2022 | 20:47 WIB
Sukhoi Superjet 100. (Photo/Wikipedia)
Sukhoi Superjet 100. (Photo/Wikipedia)

Menjelang 19 tahun yang lalu, tepatnya pada 9 Mei 2012 terjadi kecelakaan Sukhoi Superjet 100 (SSJ-100) di Gunung Salak, sebuah pesawat yang menghilang dalam penerbangan demonstrasi.

Pesawat Sukhoi Superjet 100 berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Indonesia dan menghilang pada saat melintasi tebing di Gunung Salak, Kab. Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melaporkan bahwa kecelakaan disebabkan oleh kelalaian pilot yang tidak tahu medan tersebut.

Kondisi pesawat juga disebutkan dalam kondisi yang baik dan tidak ada gangguan sistem apapun yang terjadi. Meski pesawat hancur, detik-detik pesawat menabrak tebing terekam jelas.

Sebelum pesawat itu jatuh, perjalanan demonstrasi itu dijuluki sebagai program "Welcome Asia!" yang di mana pesawat itu telah mengunjungi Kazakhstan, Pakistan, dan Myanmar dan rencananya pesawat itu akan melanjutkan perjalanan ke Laos dan Vietnam.

Pesawat itu kemudian telah dipesan sebanyak 42 pesawat dari Indonesia dan berencana diproduksi hingga 1.000 pesawat. Dalam promosi itu, pihak PT Tri Marga Rekatama - perwakilan dari agen Sukhoi Company di Indonesia menyebar 100 undangan, baik itu di bidang penerbangan, wartawan, dan pihak lainnya.

Kecelakaan Pesawat

Pada pukul 14:00 WIB: Pesawat SSJ-100 lepas landas dari Bandar Udara Halim Perdana Kusuma untuk sebuah penerbangan demonstrasi yang dijadwalkan mendarat kembali ke titik awal keberangkatan. Penerbangan itu adalah demonstrasi kedua pada hari yang sama.

Pada pukul 15:30 WIB: Pilot Alexander Yablonstev, yang belakangan diketahui baru pertama kali menerbangkan pesawat di Indonesia meminta izin untuk menurunkan ketinggian dari 10.000 kaki (3.000 m) ke 6.000 kaki (1.800 m).

Otoritas Pemandu Lalu Lintas Udara memberikan izin dan komunikasi tersebut merupakan kontak terakhir dengan pesawat yang saat itu sekitar 75 mil laut (139 km) selatan Jakarta di sekitar Gunung Salak.

Pukul 14.33 WIB: Petugas bandara tidak dapat lagi berkomunikasi dengan para awak, begitu juga para penumpang. Sebuah pencarian di darat dan udara untuk pencarian pesawat ini dimulai, tetapi dibatalkan karena malam tiba.

Penemuan Pesawat

Pada 10 Mei pukul 09.00 WIB: Reruntuhan Superjet Sukhoi ditemukan di Gunung Salak pada ketinggian 1.500 meter. Hal yang diketahui hanya bahwa pesawat terbang searah jarum jam menuju Jakarta sebelum menabrak Gunung Salak.

Laporan awal menunjukkan bahwa pesawat menabrak tepi tebing di ketinggian 6.250 kaki (1.900 m), meluncur menuruni lereng dan berhenti di ketinggian 5.300 kaki (1.600 m). Pesawat ini muncul relatif utuh dari udara, bagaimanapun, telah mengalami kerusakan besar, dan tidak ada tanda korban selamat. 

Korban Tewas

Ada 45 orang di dalam pesawat tersebut termasuk 14 penumpang dari maskapai penerbangan Sky Aviation, tiga orang jurnalis asal Indonesia, Ismiati Soenarto dan Aditya Sukardi dari Trans TV dan Femi Adi dari saluran berita Amerika Serikat Bloomberg News.

Peter Adler dari Sriwijaya Air memiliki paspor Amerika Serikat. Salah satu penumpang, Maria Marcela, adalah warga negara Italia dan Nam Tran dari Vietnam, Esnecma pemegang paspor Prancis. Ditambah Susan Famela Rompas yang pernah mengikuti Puteri Indonesia 2006 dan Putri Pariwisata Indonesia 2008.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X