Belum lama ini, pasukan Rusia menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di dekat Zaporizhzhia, sebuah kota industri yang berada di tengggara Ukraina.
Diketahui, PLTN Zaporizhzhia merupakan PLTN terbesar yang ada di Eropa yang mampu memasok hingga 40 persen tenaga nuklir bagi Ukraina.
PLTN tersebut berlokasi di tepi waduk Kakhovka sungai Dnieper atau berjarak sekitar 200 kilometer dari Donbas, wilayah di mana Rusia mendirikan pangkalan militernya.
PLTN Zaporizhzhia sendiri memiliki sebanyak 6 reaktor nuklir yang dapat membangkitkan energi listrik hingga 6.000 megawatt. Lebih dari 40 persen energi listrik di Ukraina berasal dari PLTN Zaporizhzhia
Pada Jumat, 4 Maret 2022, pasukan Rusia menyerang PLTN Zaporizhzhia yang membuat pemerintah Ukraina khawatir.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengingatkan kepada pasukan Rusia agar tidak menyerang PLTN tersebut karena dikhawatirkan akan menyebabkan bencan nuklir.
Bahkan Kuleba mengatakan jika terjadi ledakan reaktor nuklir di PLTN Zaprizhzhia, maka dampaknya bisa 10 kali lebih besar dari bencana Chernobyl.
Bencana Chernobyl merupakan kecelakaan reaktor nuklir paling parah dan buruk dalam sejarah dunia. Tragedi itu menyebabkan sebanyak lebih dari 4.000 orang tewas dan lebih dari 300 ribu orang dievakuasi.
"Jika meledak, itu akan menjadi 10 kali lebih besar dari Chernobyl! Rusia harus segera menghentikan tembakan, mengizinkan petugas pemadam kebakaran, membangun zona keamanan," cuitan Menteri Kuleba seperti dilansir AFP.
Namun, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam pernyataannya belum lama ini mengatakan bahwa serangan Rusia tidak mengenai peralatan penting di PLTN tersebut sehingga tidak memicu ledakan reaktor nuklir.
