Infeksi COVID-19 sebelumnya secara substansial kurangi risiko infeksi baru hingga 10 bulan setelahnya, menurut satu penelitian terhadap penghuni dan staf panti jompo oleh para ilmuwan dari University College London (UCL).
Penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet Healthy Longevitu pada 3 Juni, menemukan bahwa penghuni panti jompo yang telah terinfeksi COVID-19 sebelumnya sekitar 85% lebih kecil kemungkinan untuk terinfeksi antara Oktober dan Februari daripada mereka yang tidak terinfeksi sama sekali. Untuk staf, mereka yang pernah terinfeksi mempunyai kemungkinan sekitar 60% lebih kecil untuk terinfeksi lagi. Melihat hal itu, peneliti utama studi itu, Maria Krutikov memberikan komentarnya.
"Ini benar-benar kabar baik bahwa infeksi alami melindungi terhadap infeksi ulang pada periode ini. Risiko terinfeksi dua kali tampaknya sangat rendah," katanya.
"Fakta bahwa infeksi Covid-19 sebelumnya memberikan perlindungan tingkat tinggi kepada penghuni panti jompo juga meyakinkan, mengingat kekhawatiran masa lalu bahwa orang-orang ini mungkin memiliki respons kekebalan yang kurang kuat terkait dengan bertambahnya usia." lanjutnya.
Studi itu mengecualikan dampak vaskinasi dengan mengeluarkan orang 12 hari usai dosin vaksin pertama. Para penulis berencana untuk melihat efektivitas vaksin dalam studi terpisah. Seorang profesor di bidang Teknologi Biomedis di University of Reading, Alexander Edwards mengatakan masih banyak ketidakpastian mengenai tingkat dan durasi perlindungan usai infeksi.
"Reinfeksi memang terjadi - jadi perlindungan tidak lengkap. Kami masih berharap infeksi alami harus melindungi terhadap infeksi yang lebih parah, tetapi kami masih belum memiliki cukup data untuk mengetahui hal ini," katanya.
