Peristiwa Woyla, Pembajakan Pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 oleh Lima Teroris

- Jumat, 29 April 2022 | 18:48 WIB
Peristiwa Woyla, pembajakan pesawat oleh lima teroris. (Photo/Wikipedia)
Peristiwa Woyla, pembajakan pesawat oleh lima teroris. (Photo/Wikipedia)

Peristiwa Woyla merupakan insiden di mana lima teroris yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein membajak pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 pada 28 Maret 1981.

Penerbangan dengan pesawat DC-9 Woyla tersebut berangkat dari Jakarta pada pukul 08.00 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55.

Mendadak pesawat dibajak oleh lima orang teroris yang menyamar sebagai penumpang. Setelah mendarat untuk mengisi bahan bakar di Bandara Penang, Malaysia, pesawat itu terbang dan mengalami drama di Bandara Don Mueang di Bangkok, Muang Thai pada 31 Maret.

Dari catatan, Imran bin Muhammad Zein, pemimpin kelompok "Komando Jihad" yang melakukan peristiwa teror menuntut agar para rekannya yang ditahan pasca Peristiwa Cicendo di Bandung, Jawa Barat, supaya dibebaskan.

Sebelumnya, kenapa rekannya ditahan - dalam Peristiwa Cicendo, 14 anggota "Komando Jihad" membunuh empat anggota polisi di Kosekta 65 pada 11 Maret 1981 dini hari. Usai peristiwa itu, sejumlah anggota "Komando Jihad" ditahan dan terancam hukuman mati.

Peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla ini menjadi peristiwa terorisme bermotif "jihad" pertama yang menimpa Indonesia dan satu-satunya dalam sejarah maskapai penerbangan Indonesia.

Operasi Pembebasan

Operasi pembebasan pesawat DC-9 dikenal dengan sebutan Operasi Woyla yang dimulai sehari setelah tersiarnya kabar pembajakan tersebut. Sebanyak 35 anggota Kopassandha meninggalkan Indonesia dalam sebuah DC-10 yang disewa, mengenakan pakaian sipil.

Pukul 02.30 31 Maret : Prajurit bersenjata mendekati pesawat secara diam-diam. Mereka merencanakan agar Tim Merah dan Tim Biru memanjat ke sayap pesawat dan menunggu di pintu samping. Semua jendela pesawat telah ditutup. Tim Hijau akan masuk lewat pintu belakang. Semua tim akan masuk ketika kode diberikan.

Pada pukul 02.43 : Tim Komando Angkatan Udara Thailand ikut bergerak ke landasan, menunggu di landasan agar tidak ada teroris yang lolos. Kode untuk masuk diberikan, ketiga tim masuk, dengan Tim Hijau terlebih dahulu, mereka berpapasan dengan seorang teroris yang berjaga di pintu belakang.

Teroris tersebut menembak dan mengenai Achmad Kirang, salah seorang anggota Tim Hijau di bagian bawah perut yang tidak terlindungi. Teroris tersebut kemudian ditembak dan tewas di tempat. Tim Biru dan Tim Merah masuk, menembak dua teroris lain, sementara penumpang menunduk.

Para penumpang kemudian disuruh keluar. Seorang teroris dengan granat tangan tiba-tiba keluar dan mencoba melemparkannya tetapi gagal meledak karena pin pengaman yang tidak ditarik sempurna. Lalu anggota tim menembak dan melukainya sebelum dia sempat keluar. 

Teroris terakhir dinetralisir di luar pesawat. Imran bin Muhammad Zein selamat dalam peristiwa baku tembak tersebut dan ditangkap oleh Satuan Para Komando Kopassandha.

Tim medis kemudian datang untuk menyelamatkan pilot pesawat DC-9 Woyla, Kapten Herman Rante, yang tanpa sengaja tertembak anggota komando dalam serangan tersebut.

Namun Kapten Herman Rante meninggal di Rumah Sakit di Bangkok beberapa hari setelah kejadian tersebut. Kedua korban peristiwa terorisme ini kemudian dimakamkan di TMP Kalibata.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X