Menjadi gladiator di zaman Romawi, sama saja dengan menjadi seorang budak bagi kaum elit Romawi. Bedanya, mereka memiliki kesempatan untuk menjadi kaum-kaum elit jika memenangkan pertandingan antar gladiator.
Siapa sih yang tak mau menjadi orang kaya? Tentu semua orang ingin akan hal tersebut. Namun, nyatanya terdapat Flamma, salah satu gladiator Romawi terkenal akan sikap yang diambilnya dalam menolak kebebasan.
Baca Juga: Flamma dari Suriah, Gladiator Ternama dan Menakutkan di Arena
Dikutip dari Ancient of Greek, Flamma bisa saja menjadi warga negara Romawi dari Suriah yang mengikuti pertandingan gladiator. Pasalnya, ia dikenal sebagai gladiator yang sangat memiliki kemampuan luar biasa dalam bertarung.
Bakat tempur Flamma menunjukkan bahwa dia lebih mungkin dilatih di militer. Alih-alih miskin dan memiliki hutang, Flamma kemungkinan besar adalah seorang pemberontak Yahudi atau pembelot tentara Romawi.
Sepanjang karirnya, Flamma berlaga sebanyak 34 kali, menang 21 kali, seri sembilan kali, dan hanya kalah empat kali. Dengan kemenangannya, ia memiliki kesempatan untuk menjadi bebas di awal usia dua puluhan. Namun ia memutuskan untuk tidak melakukannya.
Pertarungan gladiator memberikan banyak keuntungan bagi para pemenangnya. Selain bisa menaikkan taraf hidup, memenangkan pertarungan gladiator mampu menjadikannya naik kelas ke taraf kaum elit.
Alasan Flamma menolak kebebasan ialah lantaran ia termasuk star syndrome. Ia menganggap saat menjadi gladiator, namanya sangat diagung-agungkan karena ketangkasannya.
Ia menganggap saat dirinya keluar dari arena, ia akan dilupakan oleh warga Romawi dan membuatnya kehilangan kepopuleran dan juga cara mendapatkan uang lebih.
