8 Tahun Kasus Akseyna: Daftar Lengkap Kejanggalan dan Hampir Putus Asanya Pihak Keluarga

- Sabtu, 1 April 2023 | 13:04 WIB
Kasus Akseyna yang belum tuntas. (Instagram/sumaui)
Kasus Akseyna yang belum tuntas. (Instagram/sumaui)

Delapan tahun lamanya kasus pembunuhan Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia pada 26 Maret 2015 silam, masih menjadi misteri sampai saat ini. Terlalu lama dalam tanpa kepastian tersebut tentu akan memberikan efek yang serius pada seseorang. Itulah yang telah dirasakan oleh keluarga dan kawan-kawan Akseyna Ahad Dori. 

Peringatan dan aksi damai pun telah dilakukan. Akan tetapi, UI dan pihak kepolisian seolah-olah tidak berada di pihak Akseyna sehingga berujung pada jawaban yang belum pernah terungkap dan tanpa adanya kejelasan walaupun kasus ini dinilai sebagai kasus pembunuhan.

Pihak keluarga beserta BEM Psikologi UI pun memgingatkan kembali tentang perlunya aparatnya tak perlu berlarut-larut. 

Sebelum menceritakan pernyataan pihak keluarga, tak ada salahnya untuk kilas balik soal kasus ini.

Kronologi penemuan jasad Akseyna 8 tahun lalu dan kejanggalan pertama.

Jasad Akseyna saat itu ditemukan oleh seorang mahasiswa UI bernama Roni dengan posisi mengambang di Danau Kenangan sekitar pukul 09.00 WIB. Penemuan mayat Akseyna mengundang perhatian sejumlah orang.

Warga kemudian berkumpul di tempat kejadian perkara. Semula tak ada yang tahu bahwa sosok mayat itu adalah Akseyna karena tidak ada satu pun identitas yang tertera. Korban terlihat masih menggunakan ransel berisi sejumlah batu yang diduga untuk menenggelamkan jasad tersebut.

Kasus yang tadi ditangani Polresta Depok dialihkan ke Polda Metro jaya. Saat itu, pihak Polda Metro Jaya sempat menyebutkan bila ada kesalahan prosedur saat olah TKP pertama di tahun 2015. Salah satunya terkait pakaian korban.

Jenazah saat diserahkan ke RS Polri tanpa baju, padahal saat ditemukan masih pakai baju.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan dari Kasus Pembunuhan Akseyna: Cuitan Dosen UI dan Dimutasinya Kapolres

Pihak keluarga Akseyna dan BEM Psikolog UI ingatkan tentang 'need for closure'

-
Kasus Akseyna. (Instagram/peduliakseyna).

Mengutip unggahan di Instagram peduliakseyna, dalam rangka memperingati delapan tahun kematian Akseyna, pihak keluarga dan KastraTalk hadir sebagai pengingat bagi sivitas bahwa keadilan belum juga diberikan dan apa saja dampaknya bagi keluarga yang ditinggalkan apabila mereka tidak diberikan kepastian yang pantas mereka dapatkan.

Pada dasarnya, keluarga Akseyna, masyarakat dan mahasiswa UI hanya ingin mendapatkan kepastian. Secara lahiriah, manusia akan berusaha untuk mendapatkan jawaban yang jelas, cepat, dan tidak ambigu dalam situasi tertentu. 

Motivasi yang dimasud adalah need for closure. Dalam kasus ini, need for closure dapat ditunjukkan melalui desakan terhadap UI dan pihak kepolisian, seperti keluarga korban yang terus, meminta dukungan melalui media sosial dan mengirimsurat permohonan penuntasan kasus. 

Keinginan dan tuntutan terhadap pihak kepolisian tersebut merupakan bentuk need for closure. Artinya, need for closure menekankan pada urgensi dan tujuan dalam suatu usaha untuk mendapatkan kepastian sesegara mungkin.

Pihak keluarga sempat minta bantuan warganet ikut membantu penyelidikan polisi

-
Unggahan keluarga Akseyna untuk mengungkapkan kasus pembunuhan. (Instagram/@peduliakseynaui).

Sebelumnya, pihak keluarga yang merasa putus asa atas lambatnya kasus ini meminta dukungan dan bantuan warganet untuk membantu penyelidikan polisi.

"Kami atas nama pihak keluarga Akseyna, memohon kesediaan teman-teman sekalian untuk turut membantu proses penyelidikan," tulis akun melalui akun peduliakseynaui di Instangram beberapa waktu lalu.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X