Pada 27 Februari 2022 lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa pasukan nuklir negaranya ditempatkan dalam 'siaga tinggi' terkait invasi terhadap Ukraina.
Jika pasukan nuklir ditempatkan dalam kondisi siaga tinggi, maka ada kemungkinan terburuk akan terjadinya perang senjata nuklir antara negara.
Lalu, seberapa cepat senjata nuklir dapat dikerahkan pada saat hendak memulai perang?
Dilansir Live Science, Seorang peneliti senior dan manajer proyek untuk Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika, Matt Korda mengatakan bahwa seberapa cepat senjata nuklir dapat dikerahkan tergantung pada kondisi status.
Amerika Serikat dan Rusia selalu menjaga beberapa senjata nuklir mereka dalam status siaga. Maka, mereka dapat mengerahkan senjata nuklir dengan sangat cepat atau kurang dari 15 menit.
Sebuah makalah dari Persatuan Ilmuwan Peduli tahun 2015 memperkirakan bahwa Amerika Serikat dan Rusia masing-masing memiliki sekitar 900 senjata dalam peringatan pemicu perang tersebut.
Namun negara-negara lainnya, termasuk China, Israel, India, dan Pakistan menyimpan senjata nuklir mereka di gudang pusat yang berarti senjata itu harus dikeluarkan terlebih dahulu.
"Lalu dipasangkan dengan sistem pengiriman mereka pada saat kondisi krisis," kata Korda.
Menurut dia, proses itu bisa memakan waktu berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Jadi tidak bisa secepat Amerika Serikat atau Rusia yang hanya dalam kurang dari 15 menit.
Dan negara lain, seperti Inggris, memiliki senjata nuklir 'dikerahkan setiap saat di kapal selam rudal balistik' tetapi ini disimpan dalam mode detarget.
Namun hanya saja, proses itu juga akan membutuhkan waktu yang lama untuk siap diluncurkan.
"Jam atau hari untuk dibawa ke status siap diluncurkan," kata Korda.
