Di Kabupaten Aceh Selatan, terdapat sebuah jejak kaki raksasa yang begitu melegenda. Keberadaanya kerap dikaitkan dengan sosok Syekh Tuan Tapa yang terkenal sakti pada zamannya.
Dikutip dari dispar.acehselatankab.go.id, jejak kaki raksasa yang tercetak di sebuah batu karang tersebut kini menjadi objek wisata bernama Tapak Tuan Tapa. Tempat ini ramai dikunjungi pecinta wisata sejarah.
Pasalnya Tapak Tuan Tapa terkenal dengan legenda seorang petapa sakti bertubuh raksasa bernama Syekh Tuan Tapa.
Dikisahkan Syekh Tuan Tapa menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah menyembah Tuhannya. Ia senantiasa berdzikir dan terus mengingat nama Sang Pencipta, baik saat matanya terbuka ataupun terpejam.
Bahkan dalam keadaan tak sadar sekalipun, hatinya selalu dipenuhi dengan cintanya kepada Sang Maha Pencipta. Karena itulah Tuan Tapa mendapat ilham tentang berbagai hal gaib yang tak banyak diketahui manusia biasa.
Singkat cerita, saat tengah bersemedi, Syekh Tuan Tapa terusik oleh pertempuran seorang raja dari Kerajaan Asralanoka asal Samudra Hindia yang hendak mengambil anaknya dari dua naga.
Syekh Tuan Tapa lalu keluar dari gua untuk membantu sang raja yang tengah kesusahan di tengah lautan. Jejak kakinya kemudian tersisa di situs tersebut.
Cikal Bakal Masyarakat Tapak Tuan
Setelah melewati pertempuran sengit, dua naga tewas di tangan Syekh Tuan Tapa yang bersenjatakan tongkat kayu. Sang raja pun berhasil mendapatkan anaknya.
Meski begitu, raja dan permaisurinya tak ingin kembali ke istana. Mereka memilih menetap di Aceh Selatan.
Keluarga kerajaan itu kemudian bermukim di dekat gua Syekh Tuan Tapa, yang kemudian menjadi cikal bakal pemukiman Tapak Tuan.
Baca juga: Mitos Pulau Hy-Brasil, Daratan Berkabut Irlandia yang Hilang dan Muncul Secara Misterius
Tak lama berselang setelah kejadian itu, Syekh Tuan Tapa juga menghilang secara tiba-tiba. Selain tapak raksasa, tak jauh dari sana juga terdapat batu di tengah laut yang diyakini sebagai kopiah Tuan Tapa yang kini sudah menjadi batu.
Pantangan Wisata Tapak Tuan Tapa
Wisata tapak Tuan Tapa memiliki beberapa pantangan. Wisatawan dilarang terlalu girang, takabur, berkata kotor, dan melakukan perbuatan yang tidak senonoh.
Konon barangsiapa yang melanggar maka akan tersapu ombak dan tenggelam. Sehingga wisatawan diharapkan benar-benar mematuhinya.
