"Meester-meester meester," ujar kondektur saat melewati Jalan Jatinegara. Kecamatan di daerah Jakarta Timur ini dulunya dikenal sebagai Pasar Mester.
Nama mester berawal pada abad ke-17. Saat itu Cornelis Senen seorang guru agama asal Maluku membeli tanah di sekitar sungai Ciliwung dekat Jatinegara saat ini.
Seperti kebanyakan guru agama pada umumnya Cornelis diberi gelar Meester. Singkat cerita wilayah yang dibeli Cornelis berkembang pesat hingga menjadi kota satelit Batavia.
Sebagai kota satelit, Jatinegara memiliki luas yang luar biasa. Saat itu Jatinegara membawahi wilayah Bekasi, Cikarang, Matraman, Tebet, Kramat Jati, Mampang, Pondok Gede, Pasar Rebo, Pancoran dan Kebayoran.
Sedangkan asal usul nama Jatinegara diambil dari Jatina Nagara di era Kesultanan Banten. Sebelum Cornelis datang, Jatinegara merupakan permukiman para pangeran kesultanan Banten.
Berkembangnya kawasan ini mendorong pemerintah kolonial Belanda membangun fasilitas publik. Salah satu yang bisa terlihat hingga kini adalah Stasiun Jatinegara. Stasiun ini menghubungkan kota Jatinegara hingga ke Cikarang. Selain itu berfungsi juga sebagai depo kereta.
Selain itu Jalan Raya Pos atau dikenal juga sebagai Jalan Raya Daendels melintasi kawasan ini. Baru pada 1 Januari 1936, pemerintah kolonial menggabungkan wilayah Meester ke dalam bagian kota Batavia.
Peninggalan masa kolonial di Jatinegara masih banyak terlihat hingga saat ini. Selain Stasiun Jatinegara ada Gereja GPIB Koinonia, Markas Kodim 0505 (Taman Benyamin Sueb) dan Pasar Lama Jatinegara.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.