Sejarah Kelam Pembantaian Dukun Santet di Banyuwangi, Diduga Ada Unsur Politik

- Jumat, 17 Februari 2023 | 18:00 WIB
Pembantaian di Banyuwangi tahun 1998. (Wikipedia)
Pembantaian di Banyuwangi tahun 1998. (Wikipedia)

Beberapa di antara kita mungkin tidak asing lagi dengan tragedi tahun 1998 di Banyuwangi, yang menewaskan ratusan orang. Korbannya mulai dari ulama hingga kiai.

Cerita ini kembali jadi perbincangan setelah akun Twitter @jeropoint membuat Thread yang mengisahkan kejadian horor yang dialami oleh Satrio (Narasumber) pada tragedi yang disebut 'Pembantaian Dukun Santet di Banyuwangi 1998'

Dalam thread itu, narasumber menceritakan ngerinya pembantaian yang terjadi tahun 1998 itu, yang juga menewaskan ayahnya.

Satrio, nama samaran narasumber tidak hanya kehilangan ayahnya, tapi sadisnya lagi dia menyaksikan secara langsung guru di pondok pesantren tempat Satrio mondok dipenggal orang misterius yang menggunakan pakaian serba hitam dan memakai topeng mirip ninja.

Baca juga: Ribuan Warga AS Unjuk Rasa Usai Tyre Nichols Jadi Korban Pembantaian Polisi

"Di hadapan kami, orang berpakaian serba hitam dan bertopeng mirip ninja itu menundukkan Pak Rohim tak berdaya, lalu mengacungkan tinggi sebilah pedang panjang dan menebas kepala Pak Rohim dengan cepat," cerita Satrio.

Saat kejadian itu semua orang yang berada di pesantren berteriak ketakutan menyaksikan kejadian itu.

Setelah pembantaian yang terjadi di pondok pesantren, lampu yang tadinya mati tiba-tiba menyala sehingga terlihat jelas jasad guru-guru pondok pesantren yang dibantai orang misterius.

"Di setiap dekat jasad-jasad yang tewas, sosok misterius itu memberi tanda silang lalu pesan bertuliskan, 'DUKUN BIADAB!'," lanjut Satrio.

Menurut Satrio, saat itu Banyuwangi memang terkenal dengan praktik ilmu hitam. Mereka yang tinggal di desa terbiasa melihat bola-bola api banaspati berterbangan di atap-atap rumah, ritual mistis hingga pagebluk sudah tidak menjadi hal asing bagi mereka yang tinggal di desa tersebut.

Namun kejadian 1998 di Banyuwangi menyasar dukun-dukun santet dibantai tanpa ampun. Hal itu tentu saja membuat semua orang ketakutan. Bahkan tidak ada orang yang berani keluar setelah magrib, meski hanya berjamaah di masjid.

Pada 6 Februari 1998, Bupati Purnomo Sidik waktu itu mengedarkan radiogram berisi perintah ke seluruh jajaran perangkat desa di Banyuwangi agar mendata orang-orang yang dianggap memiliki kesaktian atau kekuatan magis (dukun santet) guna mendapat perlindungan dari aparat.

Tapi apa yang terjadi, setelah pendataan itu mereka bukannya dilindungi justru tewas terbunuh oleh orang yang sampai saat ini tidak diketahui siapa dalangnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X