Lewat Naga Tifon, Balas Dendam Gaia untuk Hancurkan Dewa-dewi

- Jumat, 24 Januari 2020 | 23:00 WIB
Ilustrasi/hablemosdemitologias.com
Ilustrasi/hablemosdemitologias.com

Gaia dikenal sebagai Dewi Bumi pertama dalam mitologi Yunani dan sekaligus dianggap sebagai dewi yang memiliki pengaruh besar dalam perubahan di sepanjang sejarah pergantian kekuasaan dunia. Salah satu pengaruhnya adalah setelah dewa-dewi Olympus memenangkan perang Titanomakhia melawan para titan dan memenjarakan mereka di Tartaros, Gaia yang tidak terima akan nasib anak-anaknya memutuskan untuk menemui saudaranya, Tartaros.

Gaia bermaksud melakukan hubungan seksual dengan Tartaros yang bertujuan menciptakan keturunan dan diharapkan dapat menghancurkan kekuasaan para dewa-dewi di Olympus. Dari hasil hubungan tersebut lahirlah Tifon, anak terakhir dari Gaia.

Tifon adalah monster raksasa yang berukuran sangat besar, kuat serta dapat menyemburkan api. Ia berwujud setengah naga dan setengah pria dimana terdapat seratus kepala naga di bawah lengannya dan pada bagian kakinya terdapat puluhan ular berbisa mematikan.

Tifon dikenal sebagai monster paling berbahaya yang pernah hidup. Bersama istrinya, Ekhidna, yang diduga merupakan keturunan dari Gaia. Mereka berdua dikenal sebagai ayah dan ibu dari para monster, hal ini dikarenakan keturuan mereka yang berupa monster-monster legendaris dalam mitologi Yunani, seperti Hidra, Sfinks, Kerberos, Khimaira, dan lain sebagainya.

Menurut perintah ibunya, Tifon pun menyerang Olympus. Menyaksikan kekuatan Tifon yang luar biasa, para dewa-dewi Olympus dibuat tak berdaya dan mereka hanya bisa melarikan diri ke Mesir.

Namun, ternyata masih ada Zeus yang memilih untuk menghadapi Tifon. Dengan petir di tangan, Zeus menunggu Tifon datang menyerangnya. Lalu, ketika Tifon sudah mendekat, Zeus secara tiba-tiba mengeluarkan artefak berbentuk sabit bergerigi, artefak legendaris milik Kronos yang digunakan untuk membunuh Uranus, dan berhasil melukai Tifon hingga terpaksa melarikan diri.

-
Ilustrasi/hablemosdemitologias.com

Merasa lebih hebat dari Tifon, Zeus menjadi lengah dan menyebabkan ia berhasil dikalahkan pada pertarungan berikutnya. Setelah mengalahkan Zeus, Tifon merebut artefak sabit bergerigi tersebut dan memotong urat di tubuh Zeus yang membuatnya tak berdaya karena tidak bisa menggunakan petirnya. Lalu Tifon memenjarakan Zeus di gua di daerah Kilikia dan menugaskan Naga Delfin untuk mengawasinya.

Dengan dipenjarakannya Zeus, para dewa-dewi Olympus seolah sudah menerima kekalahan karena sudah tidak ada lagi yang berani untuk melawan Tifon. Akan tetapi, ternyata masih ada seorang dewa muda yang berani mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Zeus. Dewa tersebut adalah Hermes, dewa termuda kedua di Olympus yang merupakan anak dari Zeus dan Maia.

Hermes mendatangi lokasi pertarungan tempat Tifon mengalahkan ayahnya, lalu kemudian ia mengambil urat yang telah terpotong tersebut untuk diberikan kepada ayahnya. Setelah berhasil menyelinap dan mengelabuhi Naga Delfin, Hermes bertemu dengan Zeus dan membantunya menyambungkan kembali urat-urat yang terputus itu.

Setelah kembali normal, Zeus pun membulatkan tekadnya untuk mengalahkan Tifon. Ia mendatangi Tifon dan pertarungan mematikan pun kembali terjadi di dekat Sisilia, Itali. Pada suatu ketika, Tifon mengangkat Gunung Etna untuk dilemparkan ke Zeus. Akan tetapi Zeus mampu bergerak lebih cepat dengan menghujamkan petir ke tubuh Tifon. Karena kesakitan, Tifon pun tak sengaja menjatuhkan Gunung Etna dan menimpa tubuhnya sehingga ia pun terjebak
selamanya di sana.

Menurut legenda, hingga saat ini Tifon masih hidup dan berusaha keluar dari bawah Gunung Etna. Setiap kali terjadi gempa dan letusan di Gunung Etna, dipercayai bahwa Tifon sedang memberontak untuk keluar.

Dengan dikalahkannya Tifon, bukan berarti para dewa-dewi Olympus dapat hidup dengan tenang. Sebab Gaia menjadi semakin marah setelah mengetahui Tifon berhasil dikalahkan dan berencana untuk kembali menyerang Olympus.


Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X