Africanized Bee dikenal sebagai lebah madu Afrika dan bahasa sehari-hari dikenal sebagai lebah pembunuh - adalah spesies hibrida yang awalnya diproduksi oleh persilangan lebah madu dataran rendah Afrika Timur dengan berbagai supspesie lebah madu eropa.
Lebah madu dataran rendah Afrika Timur pertama kali diperkenalkan ke Brasil pada tahun 1956 dalam upaya untuk meningkatkan produksi madu, tetapi 26 kawanan lolos dari karantina pada tahun 1957.
Sejak saat itu, hibrida telah menyebar ke seluruh Amerika Selatan dan tiba di Amerika Utara pada tahun 1985. Sarang lebah ditemukan di Texas selatan di Amerika Serikat pada tahun 1990.
Keturunan koloni-koloni ini kemudian terus menyebar ke seluruh Amerika, bergerak melalui Cekungan Amazon pada 1970-an, menyeberang ke Amerika Tengah pada 1982, dan mencapai Meksiko pada 1985.
Karena pergerakan mereka melalui wilayah ini cepat dan sebagian besar tanpa bantuan manusia, lebah madu Afrika telah mendapatkan reputasi sebagai spesies invasif yang terkenal jahat.
Prospek lebah pembunuh tiba di Amerika Serikat menyebabkan sensasi media pada akhir 1970-an, mengilhami beberapa film horor, dan memicu perdebatan tentang kebijaksanaan manusia mengubah seluruh ekosistem.
Lebah madu Afrika juga cenderung lebih sering berkerumun dan pergi lebih jauh daripada jenis lebah madu lainnya. Lalu, lebah ini juga hidup dengan menjaga sarang secara agresif dengan zona alarm yang lebih besar di sekitar sarang.
Cenderung untuk melarkan diri jika mendapatkan 'serangan' dan kologi akan meninggalkan sarang serta berpindah tempat sebagai respon terhadap stres.
Ada satu sejarah di mana lebah madu Afrika membunuh seorang pria berusia 73 tahun pada Oktober tahun 2010. Pria itu sedang membersihkan semak-semak di propertinya di Georgia selatan dan mendapatkan serangan dari koloni lebah madu Afrika.
Selain itu, pada Juni 2013, Larry Goodwin yang berusia 62 tahun dari Moody, Texas karena disengat oleh segerombolan lebah madu Afrika. Kematian yang cukup mengerikan menyematkan kata 'pembunuh' bagi kawanan lebah madu Afrika ini. Serangan ini juga mengilhami film berjudul "The Swarm".
Meski demikian istilah populer "lebah pembunuh" hanya memiliki arti ilmiah yang terbatas saat ini karena tidak ada bagian yang diterima secara umum dari kontribusi genetik yang digunakan untuk menetapkan batas.
