Arkeolog Temukan Kerangka Pasangan Berpelukan, Disebut Romeo dan Juliet Zaman Kuno

- Senin, 21 Desember 2020 | 20:09 WIB
Kerangka tengkorak berpelukan. (Live Science).
Kerangka tengkorak berpelukan. (Live Science).

Para arkeolog menemukan kerangka tengkorak jenazah dari sepasang kekasih yang sudah berusia ribuan tahun di Betsaida, Israel beberapa waktu lalu. Kedua kerangka yang ditemukan dalam keadaan berpelukan itu dijuluki dengan 'Romeo dan Juliet' dari zaman kuno.

Dikutip dari Live Science, kerangka itu kemungkinan adalah sepasang suami istri di situs alkitabiah Betsaida sekitar 3.000 tahun lalu. Mereka dimakamkan berdampingan dalam posisi menyendok, dengan lengan laki-laki di atas tubuh perempuan.

Para arkeolog mengira keduanya mati pada saat yang sama, meskipun mereka tidak yakin apa yang membunuh pasangan itu, kata Rami Arav, direktur proyek Bethsaida dan profesor studi agama di Universitas Nebraska Omaha.

"Sangat, sangat jarang menemukan pasangan seperti ini," kata Arav pada konferensi arkeologi virtual yang diadakan oleh New York University dan Israel Antiquities Authority Oktober lalu.

Setelah mempelajari kerangka itu, Arav mengatakan laki-laki itu meninggal di akhir masa remajanya dan perempuan di usia remaja awal atau praremaja. Tidak ada tanda trauma dari kondisi kerangka tersebut.

Baca Juga: Video Detik-detik Tentara yang Gunakan Mortir Saat Latihan, Tanah Ikut Bergerak

"Rupanya, mereka meninggal pada saat yang sama, atau setidaknya [dikuburkan] pada waktu yang sama sebelum tubuh mereka membusuk. Tidak ada trauma tersisa yang dibuktikan pada kerangka itu. Kami tidak tahu apa yang membunuh mereka," kata Arav kepada Live Science.

Terlepas dari posisi pemakaman yang intim dari pasangan itu, para arkeolog tidak dapat memastikan bahwa mereka adalah pasangan yang romantis, kata Arav kepada Live Science, mencatat bahwa siapa pun yang menguburkan pasangan itu meletakkan mayat-mayat itu ke posisi berpelukan. 

"'Posisi spooning' dibuat oleh orang-orang [yang] menguburkan mereka. Mungkin [orang] yang menguburkan mereka tahu cerita itu," kata Arav.

Arav dan rekan-rekannya tidak tahu apakah kedua individu itu adalah anggota masyarakat elit atau dari latar belakang sederhana. Karena tidak ada persembahan atau benda yang menyertai penguburan mereka.

Dari sisa-sisa arkeologi dan informasi sejarah yang masih ada, para arkeolog dapat mengatakan bahwa, pada saat pasangan itu hidup, orang-orang di Betsaida adalah orang Aram, yang dikenal menyembah Dewa Bulan.

"Dewa bulan mungkin adalah dewa yang penting bagi mereka, karena kami menemukan dua prasasti [di Betsaida] dengan gambar dewa bulan," jawabnya.

Mereka tahu bahwa Betsaida adalah ibu kota Geshur, sebuah kerajaan yang disebutkan beberapa kali dalam Alkitab Ibrani. Kisah-kisah yang diceritakan di dalam Alkitab menyatakan bahwa Geshur terkadang berkonflik dengan Israel.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X