Sejarah menangkap ikan sudah ada sejak lama, praktik penangkapan ikan di masa dulu tentu tidak secanggih saat ini. Salah satu metode penangkapan ikan kuno adalah dengan menggunakan burung kormoran.
Burung kormoran adalah keluarga burung air yang tersebar luas dan berjumlah sekitar 40 spesies berbeda namun punya banyak kesamaan.
Burung komoran adalah burung pemakan ikan yang akan menangkap mangsanya dengan menyelam dalam kecepatan tinggi dari permukaan.
Karena kebutuhan biologis mereka untuk menangkap ikan, maka burung ini cenderung punya sayap yang pendek dan umunya bukan penerbang terbaik.
Dengan kemampuan ini pula mereka menjadi alat memancing dalam tradisi kuno yang telah didokumentasikan di beberapa bagian dunia terlebih di Jepang dan Tiongkok serta beberapa dokumentasi di Yunani, Inggris, Prancis dan Makedonia.
Prinsip dasar memancing dengan burung kormoran bergantung pada pelatihan burung.
Sebagian besar nelayan ini memasang jerat di leher burung yang panjang untuk mencegah mereka menelan tangkapan besar, tetapi memungkinkannya memakan ikan yang lebih kecil. Hasil tangkapan besar itu kemudian dikeluarkan dari mulut burung untuk nelayan.
Ada pula metode cerdas untuk mengeksploitasi kecerdasan burung-burung ini dimana mereka dilatih untuk setiap tujuh ikan yang mereka tangkap diberi pada nelayan sementara ikan kedelapan diberikan kepada burung kormoran.
Bagi orang Tionghoa, metode penangkapan ikan ini telah dikenal sejak periode paling awal dalam sejarah mereka. Diyakini bahwa dari sinilah praktik tersebut berasal dan menyebar hingga ke negara-negara tetangga Asia.
Meski merupakan tradisi kuno namun memancing dengan burung kormoran sejauh ini menjadi salah satu metode paling menginspirasi dan telah menjadi tradisi yang berharga di beberapa negara, terutama Jepang dan Tiongkok.
