Ada sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh University College, London dan University of Florida. Studi itu untuk menganalisis partisipasi remaja dalam pengambilan kegiatan seni.
Para ilmuwan melihat data dari lebih dari 25.000 remaja di Amerika Serikat (AS) yang telah mengisi kuesioner selama beberapa tahun.
Kemudian, ilmuwan menganalisis partisipasi remaja secara keseluruhan dalam kegiatan seni dengan mempertimbangkan beberapa parameter.
Mulai dari keterlibatan dalam klub sekolah, orkestra, paduan suara, dan kelas seni di luar sekolah hingga frekuensi mereka mengunjungi museum, konser, atau bahkan membaca.
Para peneliti menemukan bahwa semakin banyak aktivitas yang melibatkan anak-anak, semakin kecil kemungkinan mereka melaporkan terlibat dalam perilaku antisosial.
Dilansir Science Alert, Senin (28/3/2022), ini berkisar dari berperilaku tidak pantas di sekolah hingga berkelahi hingga perilaku yang dikriminalisasi seperti mencuri.
Hal ini terlihat baik pertama kali dilakukan survei maupun dua tahun kemudian. Mereka juga melihat anak-anak ini memiliki skor pengendalian diri yang lebih baik dan melihat perilaku antisosial dengan negatif.
Ilmuwan utama dari penelitian itu adalah Dr. Jess Bone yang berasal dari Institut Epidemiologi & Perawatan Kesehatan UCL. Dalam pernyataannya, ia menjelaskan keterlibatan penelitian itu.
"Definisi kami tentang keterlibatan seni dan budaya sangat luas. Ini termasuk menari dan akting di klub sekolah, membaca, pergi ke bioskop, museum, konser, dan kelas musik, serta hobi lain yang dilakukan remaja secara rutin,” ungkapnya.
Selain itu, Bone juga menambahkan bahwa menemukan cara untuk mengurangi perilaku antisosial di kalangan remaja adalah penting karena perilaku ini dapat menjadi lebih buruk dan berlanjut hingga dewasa, memengaruhi seluruh hidup seseorang.
