Studi Ini Ungkapkan Manfaat Bermain Sepak Bola saat di Sekolah Menengah!

- Rabu, 21 April 2021 | 14:20 WIB
Bermain sepak bola. (photo/Ilustrasi/Pexels/Pixabay)
Bermain sepak bola. (photo/Ilustrasi/Pexels/Pixabay)

Beberapa dekade setelah hari-hari mereka di lapangan hijau, pria paruh baya yang bermain sepak bola di sekolah menengah tidak alami masalah yang lebih besar dengan konsentrasi, ingatan, atau depresi dibandingkan dengan pria yang tidak bermain sepak bola. Temuan studi ini dipublikasikan di Clincal Journal of Sport Medicine. Jurnal ini diterbitkan dalam portfolio Lippincott oleh Wolters Kluer. 

"Pria yang bermain sepak bola di sekolah menengah tidak melaporkan kesehatan otak yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang bermain olahraga kontak lainnya, olahraga non-kontak, atau tidak berpartisipasi dalam olahraga selama sekolah menengah ," menurut penelitian baru, yang dipimpin oleh Grant L. Iverson, PhD, dari Harvard Medical School.

Studi ini menawarkan kepastian bahwa bermain sepak bola di sekolah menengah bukanlah faktor risiko untuk gangguan kognitif atau mood  dan masalah lain yang telah dikaitkan dengan riwayat geger otak berulang pada pemain sepak bola profesional. Para peneliti analisis tanggapan terhadap survei online yang dilakukan oleh 407 pria dengan usia 35 hingga 55 tahun. Dari jumlah itu, 123 orang dilaporkan bermain sepak bola di sekolah menengah. Studi itu mengecualikan pria dengan geger otak baru-baru ini atau mereka yang bermain sepak bola semi-profesional. 

Secara keseluruhan, mantan pemain sepak bola kemungkinan besar tidak mempunyai masalah dengan kesehatan otak di usia pertengahan tiga puluhan hingga pertengahan lima puluhan. Pengalaman olahraga sekolah menengah tidak terkait dengan masalah depresi, kecemasan, atau kemarahan. Untuk sepak bola dan olahraga kontak lainnya, tingkat masalah kesehatan otak tidak berhubungan dengan tahun-tahun bermain olahraga. 

Studi itu mengidentifikasi sejumlah faktor yang memprediksi peningkatan tingkat masalah memori, termasuk kesulitan tidur, riwayat geger otak, perasaan tertekan, hingga kecemasan. Meskipun beberapa faktor ini lebih umum di antara mantan pemain sepak bola, bermain sepak bola sendiri bukanlah prediktor yang signifikan.

Beberapa dekade setelah hari-hari mereka di lapangan hijau, pria paruh baya yang bermain sepak bola di sekolah menengah tidak alami masalah yang lebih besar dengan konsentrasi, ingatan, atau depresi dibandingkan dengan pria yang tidak bermain sepak bola. Temuan studi ini dipublikasikan di Clincal Journal of Sport Medicine. Jurnal ini diterbitkan dalam portfolio Lippincott oleh Wolters Kluer. 

"Pria yang bermain sepak bola di sekolah menengah tidak melaporkan kesehatan otak yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang bermain olahraga kontak lainnya, olahraga non-kontak, atau tidak berpartisipasi dalam olahraga selama sekolah menengah ," menurut penelitian baru, yang dipimpin oleh Grant L. Iverson, PhD, dari Harvard Medical School.

Studi ini menawarkan kepastian bahwa bermain sepak bola di sekolah menengah bukanlah faktor risiko untuk gangguan kognitif atau mood  dan masalah lain yang telah dikaitkan dengan riwayat geger otak berulang pada pemain sepak bola profesional. Para peneliti analisis tanggapan terhadap survei online yang dilakukan oleh 407 pria dengan usia 35 hingga 55 tahun. Dari jumlah itu, 123 orang dilaporkan bermain sepak bola di sekolah menengah. Studi itu mengecualikan pria dengan geger otak baru-baru ini atau mereka yang bermain sepak bola semi-profesional. 

Secara keseluruhan, mantan pemain sepak bola kemungkinan besar tidak mempunyai masalah dengan kesehatan otak di usia pertengahan tiga puluhan hingga pertengahan lima puluhan. Pengalaman olahraga sekolah menengah tidak terkait dengan masalah depresi, kecemasan, atau kemarahan. Untuk sepak bola dan olahraga kontak lainnya, tingkat masalah kesehatan otak tidak berhubungan dengan tahun-tahun bermain olahraga. 

Studi itu mengidentifikasi sejumlah faktor yang memprediksi peningkatan tingkat masalah memori, termasuk kesulitan tidur, riwayat geger otak, perasaan tertekan, hingga kecemasan. Meskipun beberapa faktor ini lebih umum di antara mantan pemain sepak bola, bermain sepak bola sendiri bukanlah prediktor yang signifikan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X