Pawai Kematian Bataan: Pemindahan Paksa yang Menewaskan 18 Ribu Lebih Tahanan Perang

- Minggu, 10 April 2022 | 18:57 WIB
Pawai Kematian di Bataan, Filipina pada Perang Dunia II. (Photo/Arsip/Wikipedia)
Pawai Kematian di Bataan, Filipina pada Perang Dunia II. (Photo/Arsip/Wikipedia)

Pawai Kematian Bataan (Bataan Death March) merupakan peristiwa pada Perang Dunia II yang terjadi pada Maret 1942. Kala itu Angkatan Darat Kekaisaran Jepang melakukan pemindahan paksa terhadap 60.000 - 80.000 tahanan perang dari Filipina dan Amerika.

Pemindahan paksa itu dilakukan dari titik Saysain, Bagac, Bataan, dan Mariveles ke Kamp O'Donnell, Capas, Tarlac, melalui San Fernando, Pampanga, di mana para tahanan diangkut memakai kereta.

Dari catatan sejarah, menurut militer Jepang, ini bukanlah jarak yang jauh, dan pasukan mereka dapat dengan mudah mencapainya dalam beberapa hari. Namun, mereka yang berada di Bataan tidak dalam kondisi fisik yang baik.

-
Pawai Kematian di Bataan, Filipina pada Perang Dunia II. (Photo/Arsip/Wikipedia)

Sejak hari penyerahan, tawanan perang akan dipukuli dan dibunuh dengan kejam untuk alasan yang sedikit atau tanpa alasan sama sekali. Status petugas juga tidak memberikan perlindungan.

Para tawanan digeledah dan tahanan yang memiliki suvenir Jepang akan dieksekusi segera, karena orang Jepang percaya bahwa tentara tersebut harus membunuh seorang tentara Jepang untuk mendapatkannya.

Pawai Kematian Bataan dimulai di Mariveles pada 10 April 1942. Pasukan Jepang memukuli tawanan perang secara acak, dan menolak untuk memberikan makanan dan air kepada para tawanan selama beberapa hari.

-
Pawai Kematian di Bataan, Filipina pada Perang Dunia II. (Photo/Arsip/Wikipedia)

Salah satu siksaan saat itu dikenal sebagai "Pengobatan Matahari". Filipina pada bulan April sangat panas. Oleh karena itu, tawanan perang terpaksa duduk di bawah sinar matahari tanpa bantuan helm atau air. Siapa pun yang berani meminta air dieksekusi.

Ketika para tahanan diizinkan untuk tidur selama beberapa jam di malam hari, mereka dimasukkan ke dalam kandang yang sangat sempit sehingga mereka hampir tidak bisa bergerak. Mereka yang bertahan harus tidur di atas mayat rekan-rekan mereka.

-
Pawai Kematian di Bataan, Filipina pada Perang Dunia II. (Photo/Arsip/Wikipedia)

Para tawanan yang tidak mati di gerbong yang sempit dipaksa untuk berbaris sekitar 11 kilometer lagi sampai mereka mencapai kamp. Butuh waktu lebih dari seminggu bagi tawanan perang untuk mencapai tempat tersebut.

Berbagai sumber berbeda banyak mengabarkan jumlah korban tahanan perang yang berbeda sebelum mencapai Kamp O'Donnell: dari 5,000 sampai 18,000 korban tewas Filipina dan 500 sampai 650 korban tewas Amerika pada barisan tersebut.

Barisan tersebut diwarnai dengan serangkaian pelecehan fisik dan pembunuhan yang kemudian menerima gugatan oleh komisi militer Sekutu atas kejahatan perang yang dilakukan oleh Jepang.

-
Pawai Kematian di Bataan, Filipina pada Perang Dunia II. (Photo/Arsip/Wikipedia)

Demi mengingat masa kelam tersebut, Bataan Memorial Death March adalah peringatan tahunan Bataan Death March yang dihadiri oleh banyak orang yang selamat dari pawai, bersama dengan ribuan pendukung dari seluruh dunia.

Pagelaran ini dilaksanakan setiap tahun sejak 1989 dan menjadi maraton sekitar 24 km yang meliputi jalan beraspal dan jalan berpasir. Pagelaran ini dilaksanakan di White Sands Missile Range, New Mexico yang dianggap sebagai salah satu dari 30 maraton terpanjang di Amerika.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X