Pesawat China Eastern Airlines diketahui jatuh membawa 133 penumpang di dalamnya ternyata merupakan jenis armada Boeing 737-800.
Boeing 737-800 adalah versi generasi selanjutnya dari 737-700 yang pertama diluncurkan pada 5 September 1994.
Pesawat 737-800 bisa menampung 162 penumpang dalam dua kelas atau 189 penumpang dalam tata letak satu kelas dengan kepadatan tinggi.
Pelanggan pertama armada ini merupakan Hapag-Lloyd Flug (sekarang jadi maskapai TUIfly). Maskapai tersebut menerima pesawat pertama pada bulan April 1998.
Seri 737-800 langsung menggantikan peran jenis pesawat sebelumnya versi -400 dan 727-200 yang sudah tua dari maskapai penerbangan AS.
Pesawat jenis ini juga mengisi kekosongan jenis pesawat komersil setelah keputusan Boeing untuk menghentikan pesawat MD-80 dan MD-90, menyusul merger Boeing dengan McDonnell Douglas.
Boeing jenis 737-800 merupakan pesawat berbadan sempit yang paling banyak digunakan dan bersaing terutama dengan Airbus A320.
Seperti yang dilansir Aljazeera, maskapai China Eastern merupakan salah satu dari tiga maskapai penerbangan utama China.
Catatan keselamatan industri penerbangan negara itu termasuk yang terbaik di dunia selama dekade terakhir.
Diketahui pesawat Boeing 737 memiliki mesin ganda dan lorong tunggal. Jenis pesawat ini merupakan salah satu pesawat paling populer di dunia untuk penerbangan jarak pendek dan menengah.
Baru dioperasikan akhir tahun 2021
Menyusul kecelakaan pesawat 737 Max yang terjadi pada maskapai Lion Air dan Ethiopia Airlines, armada Boeing 737-800 milik China Eastern Airline sebenarnya sudah dikandangkan.
Awalnya semua pesawat 737 Max dilarang terbang setelah penerbangan Ethiopian Airlines jatuh, menewaskan 157 orang pada 10 Maret 2019.
