Studi Ini Menunjukkan Sampah Plastik Meningkat Hingga 8 Juta Ton di Masa Pandemi COVID-19

- Jumat, 12 November 2021 | 10:49 WIB
Sampah. (photo/Ilustrasi/Pexels/Emmet)
Sampah. (photo/Ilustrasi/Pexels/Emmet)

Terdapat studi hasil penelitian yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Science, terdapat sebanyak 25.000 liter sampah plastik yang telah mencemari Samudera di seluruh dunia. 

Peneliti mengatakan ini disebabkan oleh lonjakan permintaan plastik sekali pakai pada masa pandemi COVID-19 ini. Melihat hal itu, Yiming Peng, selak pemimpin studi tersebut memberikan komentarnya. 

"Ini menimbulkan masalah jangka panjang bagi lingkungan laut," tulis para peneliti yang dipimpin Yiming Peng dari School of Atmospheric Sciences di Nanjing University, Tiongkok.

Mereka juga menemukan bahwa pandemi COVID-19 telah hasilkan lebih dari 8 juta ton sampah plastik yang berasal dari rumah sakit dan hasil belanja secara online. Pada 23 Agustus 2021 kemarin, mereka pun melaporkan bahwa jumlah medis yang mengandung plastik juga ikut, termasuk alat test COVID-19 dan APD seperti masker, sarung tangan, dan pelindung wajah.

Hanya saja, kondisi tersebut telah diprediksi peneliti yang berasal dari Smithsonian Environmental Research Center, Amerika Serikat,  João Canning-Clode bersama timnya dan mempublikasikan jurnal  Frontiers in Marine Science. Melihat hal itu, mereka memberikan komentarnya. 

"Praktek pengelolaan sampah yang tidak tepat dan pembuangan limbah yang buruk dan barang-barang plastik lainnya adalah dua aspek utama dari masalah sampah laut yang berkembang," tulis tim peneliti João Canning-Clode. 

"Membuat skala berita dan laporan media terkini tentang APD yang dibuang lebih mengkhawatirkan dibandingkan dengan upaya bersama mengatasi polusi plastik di laut." lanjutnya. 

Selain itu, Peng dan timnya juga membuat simulasi ke mana sampah itu bergerak di lautan dengan faktor sirkulasi air. Mereka menemukan bahwa sampah plastik itu bisa berhenti di pesisir atau dasar laut dalam jangka 3 tahun kemudian. 

"Ekosistem Arktik dianggap sangat rentan karena lingkungan yang keras dan sensitivitas tinggi terhadap perubahan iklim, yang membuat potensi dampak ekologis dari paparan akumulasi plastik Arktik yang diproyeksikan menjadi perhatian khusus," simpul para peneliti. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X