Para astronom di Universitas Stanford, untuk pertama kalinya, mendeteksi cahaya yang datang dari belakang lubang hitam, membuktikan teori relativitas Albert Einstein (penelitian yang diterbitkan di Nature).
Studi ini menganalisis gema sinar-x yang mengelilingi lubang hitam I Zwicky 1, sekitar 100 juta tahun cahaya dari Bumi, yang disebabkan oleh gravitasi yang kuat dari objek yang membengkokkan ruang dan melapisi cahaya di sekitarnya, membuatnya terlihat.
Gema ini pada dasarnya adalah lampu sinar-x yang digunakan para ilmuwan untuk memetakan struktur bagian dalam lubang hitam. Menurut teori Einstein, benda-benda masif menyebabkan distorsi dalam ruang-waktu yang terasa seperti gravitasi.
Selama penelitian, astrofisikawan Universitas Stanford, Dan Wilkins, mengamati serangkaian pancaran sinar-x yang terang. Namun, segera setelah itu, teleskop merekam kilatan sinar-X tambahan yang ukurannya jauh lebih kecil, dalam warna yang berbeda dari suar.
Baca juga: Dituduh Tunggangi Mahasiswa, Partai Demokrat Laporkan Wamendes Budi Arie ke Polisi
“Setiap cahaya yang masuk ke dalam lubang hitam itu tidak akan keluar, jadi kita seharusnya tidak dapat melihat apa pun yang ada di balik lubang hitam itu. Alasan yang bisa kita lihat adalah karena lubang hitam itu membelokkan ruang, membelokkan cahaya, dan memutar medan magnet di sekitarnya,” tulis pertanyaan itu dilansir dari India Times, Jumat (30/7/2021).
Para peneliti menemukan bahwa kilatan tersebut adalah sinar x-ray yang sama yang dilepaskan dari pusat, namun, mereka dipantulkan dari belakang cakram.
Penelitian awal mereka berfokus untuk mempelajari lebih lanjut tentang korona lubang hitam -- kumpulan partikel gas yang sangat panas yang terbentuk ketika gas dari piringan masuk ke dalam lubang hitam.
