Bukan Bodoh, Ini Fakta Mengapa Orang-Orang Lemah dalam Pelajaran Matematika!

- Jumat, 7 Januari 2022 | 18:00 WIB
Ilustrasi pelajaran matematika. (Freepik)
Ilustrasi pelajaran matematika. (Freepik)

Saat bersekolah, orang-orang kebanyakan menghindari mata pelajaran yang sulit menurut mereka. Matematika menjadi opsi yang paling banyak mengisi jawaban akan pertanyaan mata pelajaran tersulit selama bersekolah.

Hal ini diakui mereka lantaran merasa lemah dalam hitung-menghitung angka. Bahkan ada yang mengakui jika hal tersebut merupakan keturunan dari orang tuanya yang memang tak pandai berhitung. Namun hal tersebut tidak terbukti memiliki keterkaitan.

Dilansir dari The Conversation, faktor seseorang lemah dalam pelajaran matematika disebabkan oleh rasa trauma. Trauma matematika biasanya diwujudkan dalam rasa cemas dan takut jika melakukan kesalahan dalam menghitung angka.

Baca Juga: Kesal Anaknya Tak Bisa Kerjakan Matematika, Ayah Ini Ngambek di Jalan dan Bikin Macet

Trauma matematika ini mempengaruhi kemampuan seseorang akan insting hitung-hitungannya yang telah ada sejak dini. Trauma ini disebabkan oleh sistem pengajaran yang kurang tepat.

Randy Palisoc, pengajar dari James Jordan Middle School mengatakan jika saja semua guru bisa menunjukkan bahwa matematika adalah salah satu bahasa berkomunikasi layaknya bahasa inggris atau bahasa lainnya, maka anak-anak akan lebih mudah mengenal talenta alaminya dalam berlogika.

Ia berpendapat bahwa kebanyakan guru memberi waktu yang terbatas untuk semua siswanya. Hal ini memicu siswa yang memiliki kemampuan lemah hitung-hitungan akan cemas dan takut bahkan mematikan memori otak mereka yang berujung dengan trauma matematika.

Kemudian kemampuan dan ketidakmampuan seseorang dalam matematika tidak berkaitan sama sekali dengan gender, ras, atau bahkan status ekonomi. Namun, jika orang tua semakin sering mengajarkan anaknya hitung-hitungan, akan memudahkan sang anak memahami matematika.

Mengutip dari laman Big Think, insting matematika pada masing-masing orang baru diterapkan dan dikenalkan ketika seorang anak mulai memasuki jenjang sekolah. Seperti dengan menghitung gambar apel atau gambar berbagai binatang.

Perbedaan pemahaman setiap individu akan matematika juga dipengaruhi dengan aktivitas sehari-hari sang anak. Anak yang sudah membawa "bekal" ini lebih bisa menguasai soal dan menemukan jawaban dengan cepat. Sehingga tanpa disadari, mereka melabeli dirinya sebagai seseorang yang ahli berhitung, atau ahli matematika.

Bagi yang memiliki kemampuan lemah di bidang matematika, mereka tidak sadar bahwa teman-teman mereka telah mencuri start dari mereka akan pengasahan hitung-hitungan sedari dini.

 

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X