Kisah Giolo, Pangeran Maluku yang Kulit Tubuhnya Jadi Pajangan di Oxford University

- Sabtu, 19 Maret 2022 | 10:04 WIB
Ilustrasi Giolo. (The Aswang Project)
Ilustrasi Giolo. (The Aswang Project)

Sekitar abad ke-18, di Oxford University, Inggris pernah memajangkan suatu benda aneh. Benda tersebut dipajang tepat di samping tangga Anatomy School yang membuat banyak orang menjadi penasaran akan benda apakah itu.

Rupanya, benda tersebut tak lain adalah potongan kulit bertato yang dibeli di Mindanao, Filipina. Tak hanya itu, ternyata kulit bertato tersebut adalah miliki Jeoly, pemuda yang lahir di Maluku, Indonesia.

Baca Juga: Agnez Mo Tambah Tato, Fans Sedih: Kayak Anak Punk

Dikutip Nationalgeographic, alasan kulit bertato tersebut dipajang sebagai bukti penasarannya orang Eropa terhadap pandangan rasialis mereka di masa lalu terhadap dunia luar.

-
Ilustrasi lukisan Giolo di Oxford University. (The Aswang Project)

Jeoly sendiri merupakan seorang budak yang dibeli oleh seorang bajak laut, William Dampier (1651-1715) dengan harga 60 Dolar. Sementara, Jeoly mengaku ia merupakan seorang pangeran, anak dari Raja Gilolo (Jailolo) yang pernah berkuasa di tanah Maluku.

Bukti dirinya merupakan pangeran dari Kerajaan Maluku yakni dengan adanya tato di sekujur tubuhnya. Tato tersebut merupakan lambang dirinya merupakan bangsawan di tanah kelahirannya.

Jeoly dan Dampier sering berbicara lewat bahasa Melayu dan memiliki ikatan emosional walaupun hubungan mereka adalah tuan kapal dan budak belian.

Suatu ketika, Dampie dilanda masalah finansial. Untuk terus mampu bertahan hidup, maka ia dengan berat hati menjual Jeoly kepada penguasa di Inggris. Lantaran memiliki kulit yang unik dengan tato, Jeoly pun kemudian menjadi pajangan bagi rakyat Inggris pada saat itu.

Di Inggris, nama Jeoly dilafalkan sebagai Giolo (Jiolo) dengan poster yang disebar untuk pameran akan tubuhnya tersebut bertuliskan 'Pangeran Bercat yang Terkenal'. Ia digambarkan sebagai sosok budak bercawat yang murung, kesepian dan pendiam dengan gambar-gambar aneh di kulitnya.

Sejarawan mencatat sejak ketibaannya di Inggris pada 1692, tato Giolo adalah gambaran hidup di dunia bagian lain. Tatonya dikatakan melindungi dirinya dari bisa ular dan racun. Ketenaran Giolo bahkan mendapat perhatian oleh Raja Ingris ke istana.

Tak lama, Jeoly meninggal karena cacar di Oxford. Pihak universtas memutuskan untuk mengawetkan kulitnya demi ilmu pengetahuan dan digantung bagai lembaran kertas dengan tinta di samping peta Tiongkok milik John Selden.

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Arti Mimpi Memotong Rambut Apakah Pertanda Baik?

Minggu, 28 April 2024 | 10:19 WIB

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X