Kenaikan suhu bumi atau pemanasan global ternyata dapat memicu risiko lahirnya badai tropis yang kuat di Samudera Atlantik.
Dikutip dari National Geographic pada Minggu (8/1/2023), suhu bumi yang naik hingga berpotensi menciptakan badai kuat itu didasarkan pada simulasi model iklim global beresolusi tinggi.
Baca Juga: Kota yang Akan Hilang karena Pemanasan Global, Salah Satunya Ada di Indonesia
Seorang asisten profesor Ilmu Geologi dan Atmosfer dari Iowa State University, Christina Patricola, mengatakan bahwa itu adalah berita buruk, terutama bagi warga di daerah pesisir.
"Sayangnya, ini bukan berita bagus bagi orang yang tinggal di daerah pesisir," ungkap Patricola.
"Musim badai Atlantik akan menjadi lebih aktif di masa depan, dan badai akan menjadi intens," lanjutnya.
Peneliti asal Amerika Serikat itu juga menjalankan simulasi iklim dengan sistem exascale, yang digunakan untuk simulasi bumi.
Ditemukanlah bahwa frekuensi dari siklon tropis ternyata meningkat 66% selama musim badai aktif yang terjadi di Atlantik Utara pada akhir abad ini.
Baca Juga: Terungkap! Ini Pemicu Awal Pemanasan Global yang Sekarang Sedang Terjadi
Jumlah siklon tropis yang diproyeksikan dapat meningkat sebesar 34% selama musim badai di Atlantik Utara yang tidak aktif.
Sementara itu, Patricola juga berpendapat bahwa peningkatan jumlah dan kekuatan dari siklon tropis yang terjadi secara bersamaan dapat menyebabkan peningkatan risiko ke benua Atlantik Utara pada iklim di masa depan.
"Apapun yang dapat dilakukan untuk membatasi efek rumah kaca ini dapat membantu mengurangi risiko ini," imbuh Patricola.
Seperti yang diketahui, efek rumah kaca merupakan salah satu dampak negatif dari perubahan iklim.
Selain itu, cuaca ekstrem, gagalnya panen, hingga wabah penyakit yang meningkat juga merupakan dampak lain yang terjadi akibat perubahan iklim, yakni pemanasan global.