Tim Peneliti Ini Menemukan Musim Dapat Pengaruhi Fungsi Otak!

- Jumat, 26 Februari 2021 | 15:36 WIB
Ilustrasi hasil CT-Scan otak. (photo/Ilustrasi/Pexels/cottonbro)
Ilustrasi hasil CT-Scan otak. (photo/Ilustrasi/Pexels/cottonbro)

Pernahkah kamu merasakan suasana hati kamu yang berubah ketika pergantian musim? Jika iya, maka hal itu dapat dijelaskan secara ilmiah. Baru-baru ini, sebuah kelompok penelitian di Finlandia menemukan bahwa musim dapat mempengaruhi fungsi otak.

Kelompok peneliti di Turku Positron Emission Tomography (PET) Center menunjukkan bahwa durasi siang hari dapat mempengaruhi reseptor opioid, yang nantinya mengatur suasana hati individu. Para peneliti menemukan bahwa tiap musim berdampak pada emosi dan kehidupan sosial. Emosi negatif diyakini lebih tenang pada musim panas. Di sisi lain, tingkat gangguan afektif musiman memuncak selama bulan-bulan musim dingin yang lebih gelap. 

"Opioid mengatur suasana hati dan kemampuan bersosialisasi di otak," tulis penelitian itu melansir News-Medical. 

Di Turku PET Center, para peneliti membandingkan lama durasi siang hari dan pengaruhnya terhadap reseptor opioid pada manusia dan tikus. Di penelitian itu, para peneliti mengamati jumlah reseptor opioid yang ada saat otak dicitrakan. Hal ini pun diungkapkan oleh Lihua Sun, salah satu peneliti di Turku PET Center.

"Perubahan pada reseptor opioid yang disebabkan oleh variasi jumlah cahaya matahari bisa menjadi faktor penting dalam gangguan afektif musiman," ungkap Lihua Sun. 

Agar perubahan fungsi otak yang terjadi tidak terlihat bias oleh faktor lain, para peneliti melakukan pengamatan serupa kepada tikus. Mereka mengukur reseptor opioid pada tikus yang dipelihara dalam kondisi standar, di mana hanya lama durasi siang hari yang diubah. Hasilnya, perubahan fungsi otak pada tikus mirip dengan yang diamati pada manusia. Hal ini juga diungkapkan oleh Profesor Lauri Nummenmaa dari Turku PET Center.

"Berdasarkan hasil penelitian, durasi siang hari merupakan faktor yang sangat penting dalam variasi reseptor opioid musiman. Hasil ini membantu kita memahami mekanisme otak di balik gangguan afektif musiman," ungkap Profesor Lauri Nummenmaa.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X