Studi: Skizofernia Menjadi Faktor Kematian Tertinggi Kedua karena COVID-19

- Jumat, 5 Februari 2021 | 15:37 WIB
Ilustrasi skizofernia. (photo/Ilustrasi/Pexels/Nothing Ahead)
Ilustrasi skizofernia. (photo/Ilustrasi/Pexels/Nothing Ahead)

Menurut laporan hasil sebuah riset terbaru yang dipublikasikan di jurnal JAMA Psychiatry pada 27 Januari 2021 lalu, Skizofernia merupakan faktor resiko tertinggi kedua kematian yang diakibatkan COVID-19. Faktor risiko tertinggi pertama merupakan usia. 

Pada riset sebelumnya, ditemukan bahwa orang-orang dengan penyakit mental, terutama depresi dan skizofernia yang menyebabkan distorsi di pemikiran dan persepsi, memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19. Namun, tidak diketahui apakah gangguan mental juga terkait dengan faktor risiko kematian akibat virus COVID-19 ini. 

Dalam riset terbaru, para peneliti mempelajari catatan kesehatan dari 260 klinik rawat jalan dan empat rumah sakit di seluruh New York City, berdasarkan data yang diterbitkan oleh catatan kesehatan elektronik New York University. Dari 26.540 pasien yang diuji, 7.349 orang dewasa pun dinyatakan positif COVID-19 antara 3 Maret dan 31 Mei 2020. 

Para peneliti juga kemudian membagi data para pasien dengan gangguan kejiwaan menjadi tiga kategori, spektrum skizofernia, gangguan mood, dan gangguan kecemasan. Mereka kemudian membandingkannya dengan pasien COVID-19 yang tidak didiagnosis dengan gangguan kejiwaan. 

Dalam riset ini, tim peneliti juga mengkategorikan temuan mereka yang berdasarkan jenis kelamin, usia, ras, dan faktor-faktor risiko lain yang diketahui terkait wabah COVID-19, antara lain tekanan darah tinggi, kondisi jantung, diabetes, hingga kanker. 

Di sisi lain, Dr. Donald Goff salah seorang psikiatri di NYU School of Medicine yang menjadi salah satu peneliti dalam riset ini mengatakan bahwa temuan ini telah diperkirakan, namun tetap saja mengejutkan. Ia menjelaskan bahwa penelitian-penelitian sebelumnya memang tunjukkan bahwa skizofernia memperpendek usia harapan hidup penderitanya sebanyak 20 tahun. Atas hal itu, dia memberikan komentarnya.

"Sepertinya ada sesuatu tentang penyakit skizofrenia atau mungkin pengobatan untuk penyakit ini yang menyebabkan mereka berada pada risiko kematian yang sangat tinggi,"  ungkap Donald Goff melansir Live Science.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X