Menikah di Bulan Muharram atau Suro Bisa Bikin Rumah Tangga Berantakan, Cuma Mitos?

- Kamis, 13 Januari 2022 | 15:38 WIB
Ilustrasi menikah (Pixabay)
Ilustrasi menikah (Pixabay)

Ada banyak mitos-mitos terkait pernikahan yang berkembang luas di tengah masyarakat Indonesia. Salah satu mitos yang cukup populer adalah larangan menikah di bulan Muharram atau Suro.

Mitos yang datang dari masyarakat Jawa itu hingga kini masih dipegang oleh sebagian besar masyarakat kita. Jika larangan tersebut dilanggar, maka akan ada hal-hal buruk atau malapetaka yang bisa saja terjadi, salah satunya rumah tangga bisa berantakan. Benarkah demikian?

Asal usul mitos berkembang

Menurut beberapa sumber, asal-asul mitos ini berkembang berawal dari kepercayaan masyarakat di zaman Hindu Mataram. Disebutkan bahwa Suro merupakan dewa Batara Kala yang suka memakan manusia atau mendatangkan nasib buruk kepada manusia.

Selain itu, Suro juga merupakan penguasa waktu yang menjalankan hukum karma atau sebab akibat.

Oleh karena itu, jika ada yang menggelar pernikahan atau hajatan pada bulan Suro, maka bisa saja terjadi kemungkinan-kemungkinan yang terburuk, misalnya rumah tangga yang berantakan hingga hajatan yang gagal.

Dari kepercayaan itu, mengapa hingga saat ini banyak masyarakat yang menghindari bulan Suro untuk menggelar pernikahan.

Katanya bulannya Nyi Roro Kidul

Sumber lain menyebutkan bahwa Suro merupakan bulannya Nyi Roro Kidul, sang ratu penguasa Laut Selatan.

Oleh karena itu, menggelar hajatan di bulan Suro sama saja mengganggu Nyi Roro Kidul. Untuk itu, hajatan di bulan Suro bisa saja membuat penguasa Laut Selatan itu marah.

Selain itu, ada juga yang menyebutkan bahwa bulan Suro merupakan bulannya para raja Jawa pada zaman dahulu. Melakukan hajatan atau ritual di bulan Suro sama saja tidak sopan dan menghargai.

Alasan yang lebih diterima nalar

Bulan Suro merupakan salah satu bulan suci dalam agama Islam. Selain itu, bulan Suro merupakan bulan pertama dari penanggalan tahun Hijriah.

Oleh karena itu, pada bulan ini lebih baik dihabiskan dengan banyak beribadah, merenung untuk introspeksi diri agar bisa menjalani kehidupan yang lebih baik setahun ke depan.

Dengan menggelar pernikahan atau hajatan di bulan Suro, maka akan berdampak pada pengeluaran keuangan. Sebab selama setahun ke belakang, masyarakat tidak berkesudahan menggelar hajatan. Jadi bulan Suro bisa dipakai untuk bulan jeda.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X