The Most Engaging Media For Millennials and GEN Z

Sejarah Singkat G30S/PKI dan Isu Keterlibatan Soeharto
Penangkapan besar-besaran para anggota PKI (photo/instagram/kartikasoekarnofoundation)
Fakta Dan Mitos

Sejarah Singkat G30S/PKI dan Isu Keterlibatan Soeharto

Simak penjelasannya.

Jumat, 01 Oktober 2021 00:12 WIB 01 Oktober 2021, 00:12 WIB

INDOZONE.ID - Tanggal 30 September selalu diperingati sebagai peristiwa Gerakan 30 September atau biasa dikenal dengan nama G30S/PKI.

Peristiwa ini terjadi pada 30 September hingga 1 Oktober 1965 di Jakarta dan Yogyakarta.

Gerakan yang dipimpin oleh DN Aidit saat itu bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis.

Ketua dari Partai Komunis Indonesia (PKI) itu menggerakkan anggotanya untuk menculik dan membunuh sejumlah perwira tinggi TNI Angkatan Darat Indonesia.

Yaitu Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jendral Raden Soeprapto, Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jendral Siswondo Parman, Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan, dan Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo.

Sementara itu, Panglima TNI A. H. Nasution yang menjadi target utama gerakan itu meloloskan diri, namun ajudannya Lettu Pierre Andreas Tendean turut menjadi korban G30S/PKI.

Beberapa di antara mereka ada yang dibunuh langsung di kediamannya, ada pula yang diculik dan dianiaya hingga tewas.

Seluruh jasad perwira tinggi tersebut disembunyikan di dalam sebuah sumur di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini Indozone bagikan sejarah singkat G30S/PKI dan peristiwa pasca kejadian pembunuhan perwira tinggi oleh PKI.

Sejarah Singkat G30S/PKI

sejarah g30s pki
Penangkapan besar-besaran para anggota atau siapa pun yang dianggap simpatisan atau terkait PKI. (photo/instagram/kartikasoekarnofoundation)

Sejarah G30S/PKI mengenai dalang dibalik peristiwa mengerikan ini masih menjadi tanda tanya hingga saat ini.

Namun, melansir dari media sosial resmi Kartika Soekarno, yang merupakan anak dari Soekarno, Soeharto disinyalir terlibat terhadap G30S/PKI.

Bagi Soekarno, G30S/PKI dikenal sebagai Gerakan Satu Oktoberfest, sedangkan bagi Soeharto yaitu Gerakan September Tiga Puluh (GESTAPU).

Soeharto saat itu menjabat sebagai Pangkostrad (Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat).

Tanggal 1 Oktober 1965, Soeharto memberikan instruksi di Aceh untuk memberantas komunis dan pendukung Soekarno.

Kemudian Soeharto mengambil alih sebagian besar radio dan surat kabar dalam beberapa minggu, serta membatasi suara Soekarno untuk menjangkau rakyat Indonesia.

Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak memiliki kesempatan untuk mengetahui versi sebenarnya dari kejadian G30S/PKI yang terjadi pada 1 Oktober 1965.

Menghilangkan media komunikasi seperti radio dan surat kabar juga menjadi kunci sukses kudeta yang sering direncanakan oleh Soeharto.

Meski belum diketahui peran aktif Soeharto secara pasti, namun keterlibatan Soeharto terbukti lewat pertemuannya dengan Kolonel Abdul Latief di Rumah Sakit Angkatan Darat.

Bahkan banyak penelitian ilmiah yang sudah dipublikasikan di jurnal internasional, untuk mengungkap keterlibatan Suharto dan CIA.

Beberapa diantaranya adalah, Cornell Paper, karya Benedict R.O'G. Anderson and Ruth T. McVey (Cornell University), Ralph McGehee (The Indonesian Massacres and the CIA), Government Printing Office of the US (Department of State, INR/IL Historical Files, Indonesia, 1963–1965. Secret; Priority; Roger Channel; Special Handling).

Ada pula John Roosa (Pretext for Mass Murder: The September 30th Movement and Suharto's Coup d'État in Indonesia) dan Prof. Dr. W.F. Wertheim (Serpihan Sejarah Thn 1965 yang Terlupakan).

Pasca Kejadian G30S/PKI

sejarah g30spki
Pemakaman para pahlawan revolusi dihadiri Mayjen Soeharto (wikimediacommons)

Setelah peristiwa tragis G30S/PKI terjadi, Presiden Soekarno kemudian memerintahkan Mayor Jenderal Soeharto untuk membersihkan semua unsur pemerintahan dari pengaruh PKI yang dianggap telah mengkudeta pemerintah.

Pemimpin gerakan ini, DN Aidit pun berhasil ditangkap setelah sempat kabur ke Jawa Tengah.

Organisasi masyarakat (ormas) yang dianggap memiliki keterkaitan dengan PKI juga ditangkap, antara lain Lekra, CGMI, Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia, Gerakan Wanita Indonesia, dan lain-lain. 

Sejumlah toko, lembaga, kantor, dan universitas yang berhubungan dengan PKI dihancurkan, tidak terkecuali markas PKI.

Pada masa orde baru (orba) di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, G30S/PKI diperingati setiap tanggal 30 September.

Sedangkan, 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

 Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur, juga dibangun untuk mengenang jasa ketujuh Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI.


Demikianlah penjelasan mengenai sejarah singkat G30S/PKI yang telah menewaskan pahlawan revolusi.

Artikel Menarik Lainnya:

TAG
M Fadli
Indriyana
M Fadli
Editor
Indriyana
Writer
JOIN US
JOIN US