Ritual kendi Nusantara di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang digeral Senin (14/3/2022) kemarin jadi perbincangan. Sebagian netizen mengatakan bila hal tersebut merupakan termasuk ritual syirik.
Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono memaparkan bahwa setiap gubernur diminta untuk membawa 2 Kg tanah dan 1 liter air dari daerah masing-masing.
Semua tanah dan air yang dibawa dari 34 provinsi itu kemudian disatukan di ditaruh ke dalam dua kendi besar yang telah disediakan di lokasi ritual.
"Prosesinya adalah para gubernur membawa tanah dan air dari masing-masing wilayah di mana diambil dari titik-titik lokasi yang tentunya sesuai dengan kearifan lokal dan budaya masing-masing. Nanti di sana para gubernur akan menyerahkan kepada Bapak Presiden dan Bapak Presiden akan menuangkan di gentong yang sudah kami siapkan menjadi satu," terang Heru Budi Hartono dalam keterangan resminya.
Netizen trendingkan tagar #RitualSyirik.
Beberapa netizen pun bereaksi mengenai ritual ini. Beberapa diantaranya menyayangkan untuk prosesinya menggunakan ritual yang dianggap syirik.
"Ketika Halal & Haram (Religius) di Titik Nolkan oleh Budaya & Tradisi, sesungguhnya itu tindakan “Jahiliyah” yg menghina Martabat Manusia (makhluk sempurna & mulia). Hentikan #RitualSyirik IKN, sebelum murka Allah turun," kata seorang netizen.
Setelah menyengsarakan rakyatnya sosok pemimpin ini dikutuk menjadi batu, semoga diampuni segala dosa dosanya
— ???????_V ????? (@Chaa_unk_VR1) March 15, 2022
Misal
?????#RitualSyirik #RitualSesatIKN pic.twitter.com/psWA72Tjrf
Pindah ibukota ketika pertumbuhan ekonomi dibawah 5%, itu namanya Ambisi.....
— @MissKoral???????????????????????????? (@MissKoral) March 14, 2022
Pindah ibukota ketika pertumbuhan diatas 7% , itu namanya Prestasi...#RitualSyirik pic.twitter.com/2BVzm73LPO
Kearifan lokal vs Ritual Syirik
Namun, tak sedikit juga yang menyebutkan bila apa yang dilakukan dalam ritual kendi dalam rangka mengangtkat kearifan lokal. Menurut Mbah Mijan, paranormal yang kerap bicara mengenai fenomena sosial di medsos, ritual kendi merupakan tradisi budaya Kejawen yang dulu biasa dilakukan oleh masyarakat Jawa.
Ritual tersebut bertujuan baik, karena menyatukan unsur makrokosmos dan mikrokosmos. Ritual tersebut dilakukan dengan maksud agar tempat baru yang ditempati itu makmur dan dijauhkan dari segala bencana.
"Ada ritual Jawa, di mana saat kita mau membangun sebuah tempat, membangun bangunan, usaha, atau hunian, biasanya tanah dan air dibawa. Tujuannya untuk mendoakan agar nanti saat dibangun, tidak ada hal-hal yang menggangu," kata Mbah Mijan, dikutip Indozone lewat tayangan di kanal YouTube Batas Narasi, Senin (14/3/2022).
Seorang netizen pun mengomentari beberapa postingan tentang ritual yang dianggap syirik tersebut.
"Kearifan lokal dibalas dengan #RitualSyirik. Kita hidup berbhineka.. Nanti yg ada saling balas, ga kelar2 deh akhirnya. Yuk minimalkan konflik," kata akun @partono_ADjem.