Siapa yang tak mengenal Machu Picchu di Peru, salah satu situs arkeologi paling spektakuler di dunia ini ternyata dinamai berdasarkan kesalahpahaman yang sederhana.
Dilansir Science Alert, situs Machu Picchu yang merupakan bagian dari peninggalan kota Inca kuno selama ini dinamai Machu Picchu dan orang-orang telah menyebut nama tersebut sejak ratusan tahun lalu,
Namun dalam analisis terbaru dokumen sejarah, Machu Picchu sebenarnya harus disebut Picchu saja atau Huayna Picchu.
Hal ini diketahui berawal pada 1911, ketika sejarawan dan penjelajah kulit putih Amerika, Hiram Bingham pertama kali dibawa ke reruntuhan Inca kuno, dia meminta pemilik tanah untuk menuliskan nama situs tersebut dalam jurnal lapangannya.
Di tengah halaman, seorang petani setempat bernama Melchor Arteaga, menulis 'Macho Pischo'. Kata yang dicatat Bingham itu terdengar lebih seperti 'Pecchu' ketika diucapkan dengan keras.
Sejak saat itu, nama situs tersebut dikenal Pecchu atau Picchu. Selama lebih dari satu abad, dunia telah mengulangi gelar ini berkali-kali, di peta, dokumen, dan buku sejarah.
Awal abad ke-20, reruntuhan Inca di Machu Picchu tidak diketahui oleh banyak penduduk lokal di wilayah Cusco. Namun, pegunungan di kedua sisi kota yang telah lama hilang itu sangat terkenal.
Puncak kecil dan curam di belakang reruntuhan di sebagian besar foto disebut 'Huayna Picchu', sedangkan puncak yang lebih besar dan miring ke selatan disebut 'Machu Picchu'.
Ketika Bingham mengumpulkan intel sebelum memulai penjelajahannya, jurnalnya mengingat percakapan dengan Adolfo Quevedo, seorang pemimpin kota terdekat, yang menyebut reruntuhan itu sebagai 'Huayna Picchu'.
Beberapa hari kemudian, seorang petani lokal mendekati pesta yang digelar Bingham dan melaporkan bahwa ada beberapa reruntuhan yang disebut 'Huayna Picchu' di dekatnya.
Kemudian, Bingham menulis 'Maccu Piccu, Huayna Pichu' dalam jurnalnya untuk merujuk ke situs tersebut. Hanya setelah Arteaga menuliskan nama yang sekarang terkenal sebagai tanggapan atas pertanyaan Bingham, Bingham memutuskan 'Machu Picchu' untuk selamanya.
