Brazen Bull merupakan alat penyiksaan paling sadis di Masa Yunani Kono. Alat ini dirancang khusus untuk memanggang orang yang bersalah.
Namun ironisnya, alat ini hampir menewaskan pembuatnya dan benar-benar memanggang seorang yang berkuasa untuk hukuman ini.
Dikutip dari All That Interesting, sekitar tahun 560 SM, wilayah koloni tepi laut Akragas (sekarang Sisilia) dikendalikan oleh seorang tiran (raja) yang kuat namun kejam bernama Phalaris.
Suatu hari, Phalaris didatangi pematung istananya Perilaus yang memamerkan karya baru berupa replika banteng dalam kuningan berkilau.
Namun itu bukanlah patung sederhana karena dilengkapi dengan pipa dan peluit, berlubang di bagian dalam, dan dibangun di atas api yang menderu. Yang berarti banteng ini sebenarnya alat penyiksaan melodi.
Di mana korban ditempatkan di perut dan dihanguskan dengan panasnya besi hingga banteng berubah merah karena api yang membara di bawahnya.
Baca juga: Iron Maiden, Alat Penyiksaan Abad Pertengahan di Eropa
Di kepala banteng, berbagai pipa yang dirancang oleh Perilaus dan beberapa alat kompleks seperti peluit ditempatkan.
Berkat instrumen tersebut, suara korban berubah menjadi suara yang menyerupai lengkingan banteng yang sedang marah.
Namun menurut sejarawan Diodorus Siculus, Phalaris melakukan aksi kejam saat uji ciba alat ini.
Dia meminta perancangannya, Perilaus untuk masuk ke dalam banteng. Dia kemudian menutup tutupnya dan menyalakan api.
Dengan begitu, dia dapat mempelajari sistem suara penemuan ini dari tuan yang sebenarnya.
Baca juga: Mengenal Skafisme, Metode Hukuman Paling Sadis dan Menyakitkan pada Masa Kekaisaran Persia
Untungnya, tiran hebat itu mengeluarkan Perilaus dari banteng sebelum dia mati. Namun dia tetap membunuh Perilaus dengan melemparkannya dari atas tebing.