Seperti yang kita ketahui, lobster seringkali direbus atau dimasak dalam keaadan masih hidup. Cara memasak lobster tersebut seringkali membuat beberapa orang bertanya-tanya, apakah hewan tersebut tidak merasakan sakit?
Dikutip dari Thoughco, memakan lobster yang sudah mati meningkatkan risiko penyakit bawan makanan dan bisa mengurangi kualitas rasanya. Sampai tahun 1980-an, para ilmuwan dan dokter hewan telah dilatih untuk mengabaikan rasa sakit pada hewan.
Ilmuwan juga menilai bahwa mengukur rasa sakit pada hewan bukanlah hal yang mudah karena masalah komunikasi. Menurut mereka, lobster memiliki sistem perifer seperti manusia, tetapi bukannya satu otak, mereka memiliki ganglia tersegmentasi.
Karena perbedaan ini, beberapa peneliti berpendapat bahwa lobster terlalu berbeda dengan vertebrata untuk merasakan sakit. Kemudian, reaksi mereka terhadap rangsangan negatif hanyalah refleks.
Baca juga: Online Shop Ini Menjual Lobster Garlic Butter yang Enggak Bikin Kantong Jebol
Meski demikian, lobster bisa merespon rasa sakit. Lobster sendiri belajar menghindari situasi berbahaya, memiliki nosiseptor (reseptor untuk cedera kimia, termal dan fisik), memiliki reseptor opioid serta merespon anestesi.
Kesimpulannya, para ilmuwan meyakini bahwa melukai lobster; menyimpannya di dalam es hingga merebusnya hidup-hidup bisa menimbulkan rasa sakit fisik.
Karena itu, saat ini merebus lobster hidup-hidup telah dilarang di Swiss, Selandia Baru dan Kota Reggio Emilia di Italia. Meski di beberapa negara merebus lobster adalah hal yang legal, beberapa restoran memilih memasak lobster dengan cara yang lebih manusiawi.
Meskipun kita tidak bisa mengetahui secara pasti apakah lobster merasakan sakit atau tidak, penelitian menunjukkan bahwa itu mungkin saja terjadi.
Adapun cara yang dianggap paling manusiawi untuk memasak lobster yaitu dengan menyetrumnua dengan menggunkan alat bernama Crusta Stun.
