Bulan Desember tidak hanya menjadi bulan yang bahagia bagi umat Nasrani lantaran datangnya Natal di bulan ini. Namun, bulan Desember juga menjadi simbol dan kasih sayang kepada Ibu lantaran juga terdapat momen perayaan Hari Ibu secara Nasional.
Biasanya para anak akan memberikan cinta dan kasih sayang mereka kepada Ibu masing-masing pada 22 Desember. Tak jarang memberikan hadiah atau menciptakan momen menjadi pilihan bagi banyak orang untuk merayakan Hari Ibu tersebut.
Namun, terlepas dari cara merayakan Hari Ibu, #kamuharustau bagaimana sejarah Hari Ibu dan mengapa dirayakan setiap tanggal 22 Desember.
Baca Juga: Ogah Lewat WhatsApp, Cewek Ini Pilih Ucapkan Hari Ibu Lewat Baliho!
Sejarah Hari Ibu tidak terlepas kaitannya dari Sumpah Pemuda pada Oktober 1928. Pada saat itu, para pejuang wanita mengadakan Kongres Perempuan pada 22-25 Desember 1928. Pertemuan tersebut digelar di Djojodipuran, Yogyakarta.
Kongres tersebut dihadiri oleh 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Beberapa diantaranya yakni, Wanita Utomo, Wanita Khatolik, dan Jong Java bagian Perempuan.
Dari Kongres tersebut, dihasilkanlah sebuah kesepakatan yakni membentuk Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI) yang bertujuan menjadi pertalian segala perhimpunana perempuan di Indonesia dalam memperbaiki nasib dan derajat perempuan Indonesia.
Setelah Kongres I tersebut, terlaksanalah kongres-kongres berikutnya yakni pada 20-24 Juli 1935 untuk kongres kedua, 23-27 Juli 1938 untuk kongres ketiga.
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu pun diresmikan pada Kongres III dan menjadi tonggak sejarah Hari Ibu di Indonesia. Presiden Soekarno pun melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional, hingga kini.
