Desa Ini Unik! Penghuninya Cuma 150 KK, Punya Tradisi Menculik Calon Pengantin Wanita

- Jumat, 4 November 2022 | 09:23 WIB
Pohon cinta di Desa Sade (Z Creators/Umaera)
Pohon cinta di Desa Sade (Z Creators/Umaera)

Sebagai negara kepulauan, Indonesia dianugerahi ragam kekayaan budaya, adat dan tradisi. Enggak terkecuali di Desa Sade yang terletak di daerah Pujut, Lombok Tengah. Desa wisata ini sangat menjaga adat istiadat suku asli mereka, Suku Sasak.

Desa ini bisa kamu kunjungi dengan membayar tiket masuk sebesar Rp15 ribu per orang.

Oleh tour guide, kamu akan diajak mengelilingi Desa Sade dan mengenal tradisi-tradisi unik di desa ini.

Inilah beberapa tradisi unik masyarakat Desa Sade.

1. Hanya dihuni 150 Kepala Keluarga

-
Desa Sade hanya dihuni 150 KK (Z Creators/Umaera)

Komplek Desa Sade enggak begitu besar, penghuninya pun cuma 150 kepala keluarga (KK) yang masih mempunyai ikatan keluarga. Di Desa Sade sendiri ada aturan lebih baik menikahi sepupu atau warga Desa Sade sendiri supaya garis keturunan tetap kental serta tradisi turun temurun tetap terjaga.

2. Mencuri pengantin

Tradisi unik lainnya berlaku untuk warga Desa Sade yang ingin menikah. Calon pengantin pria diharuskan untuk mencuri pengantin wanita sebelum melangsungkan pernikahan.

Menurut salah satu tour guide Desa Sade, mencuri pengantin ini merupakan adat dari Suku Sasak untuk menghormati keluarga pengantin wanita. Setelah mencuri pengantin wanita, sebelum melangsungkan acara pernikahan pengantin akan dibawa dan disembunyikan di rumah tetua adat. 

3. Pohon cinta sebagai saksi kisah asmara warga Desa Sade

-
Pohon Cinta saksi kisah asmara calon pengantin (Z Creators/Umaera)

Pohon Cinta masih ada hubungannya sama tradisi ‘menculik pengantin’. Karena pohon cinta ini menjadi meeting point atau tempat bertemunya calon pengantin pria dan wanita sebelum akhirnya sang pria menculik calon pengantinnya. Usai menculik, pengantin wanita akan disembunyikan di rumah tetua adat selama beberapa hari sampai hari pernikahan.

4. Mengepel lantai dengan kotoran sapi

-
Atap rumah warga Desa Sade masih tradisional (Z Creators/Umaera)

Tradisi mengepel lantai menggunakan kotoran sapi merupakan tradisi nenek moyang Suku Sasak. Sekarang, hampir semua masyarakat Suku Sasak meninggalkan tradisi ini karena perubahan lantai yang awalnya menggunakan tanah menjadi keramik atau semen.

Namun Desa Sade masih melestarikan kebiasaan ini. Meski membersihkan lantai dengan kotoran sapi, namun enggak mengluarkan bau sama sekali lho!

5. Mata Pencaharian Sebagai Penenun 

-
Wisatawan berfoto dengan pakaian adat Desa Sade (Z Creators/Umaera)

Rata-rata wanita Desa Sade akan diajarkan menenun sejak masih remaja. Hasil tenun ini biasanya akan dijual ke wisatawan-wisatawan yang berkunjung ke desa ini. Dengan hasil tenunan yang memiliki nilai estetika tinggi membuat wanita Desa Sade menekuni pekerjaan ini.

Pembuatan baju tenun Desa Sade juga dilakukan secara manual dengan mempertahankan adat dan tradisi yang telah dilakukan oleh nenek moyang Suku Sasak.

Itulah beberapa keunikan Desa Sade yang ada di Lombok Tengah, tertarik untuk ke sini?

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X