Misteri Pesugihan Dibongkar Peneliti Australia, Faktanya Berawal dari Kecemburuan Sosial

- Minggu, 5 Maret 2023 | 23:30 WIB
Ilustrasi praktik pesugihan. (Freepik/richardnazaretyan)
Ilustrasi praktik pesugihan. (Freepik/richardnazaretyan)

Bukan rahasia lagi, kalau pesugihan menjadi salah satu jalan pintas untuk meraih kekayaan. Cara instan ini kerap dimanfaatkan orang-orang yang putus asa dan malas bekerja keras.

Mereka mengabaikan segala resiko yang konon berkaitan  dengan hal mistis dan gaib. Tak jarang pula, orang yang memilih jalan ini harus melakukan ritual khusus sebagai tumbal.

Uniknya, cara instan meraih kekayaan ini tidak hanya ada di Indonesia, lho! Masyarakat di berbagai belahan dunia juga mengenal pesugihan dalam sebutan dan versi yang lain.

Bahkan Antropolog Australia, Michael Taussig sampai melakukan penelitian khusus untuk membongkar praktik pesugihan secara ilmiah.

Dalam buku 'The Devil and Commodity Fetishism in South America' (1970) karyanya, Taussig mengungkap seluk beluk pesugihan di Amerika Selatan, tepatnya di Kolombia dan Bolivia.

Taussig melihat fenomena pesugihan di sana sebagai persekutuan dengan setan. Di mana masyarakat yang bekerja sebagai petani di perkebunan Kolombia kerap melakukan perjanjian gaib untuk meningkatkan hasil panen.

Mereka ‘menandatangani’ kontrak khusus dan bersedia menjadi budak setan. Mereka pun melakukan beberapa ritual yang berkaitan dengan permohonan.

Imbalannya, bila para petani itu mendapatkan untung, maka harus dialihkan untuk kegiatan konsumerisme seperti belanja barang-barang mewah. Jika dilanggar, maka  mereka akan meninggal tiba-tiba.

Baca juga: Merinding! Mantan Dukun Santet Bongkar Pesugihan Kandang Bubrah: Gak Ada Tumbal, tapi…

Berawal dari Kecemburuan

-
Ilustrasi perdukunan. (Freepik/prostooleh)

Taussig yang tak percaya dengan perjanjian tersebut lantas melakukan serangkaian penelitian. Ia membongkar misteri pesugihan dengan memberikan perspektif berbeda. 

Menurutnya pesugihan didasarkan pada kecemburuan sosial. Di mana para petani yang miskin sebetulnya iri terhadap orang yang dapat harta mendadak.

Jadi, mereka menuduh para orang kaya baru bersekutu dengan setan dan tergiur melakukan hal yang demikian. 

Selain itu, dalam tulisan berbeda berjudul 'The Ghost in the Machine' (2018) di Jacobin, Taussig memaparkan mitos itu muncul sebagai upaya kritik para pekerja atas suburnya kapitalisme.

Bagi mereka, kapitalisme membuat orang tercerai-berai dari tanah leluhur karena berhasil memusnahkan praktik ekonomi tradisional. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X