Selain dengan hukum bengisnya, Yunani juga memiliki hal yang unik dalam menentukan para pejabat publik di Athena. Bangsa Yunani kuno memiliki sistem yang demokrasi tak biasa yakni dengan ditentukan melalui kleroteria atau pengundian.
Meski melalui cara seperti arisan, namun bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan dan dijalani bagi mereka yang ingin mencalonkan diri sebagai pejabat Yunani.
Baca Juga: Viral Arisan Sosialita di Pondok Indah, Ada Ritual Minum Darah Brondong untuk Kecantikan
Dikutip History, Aristoteles dan muridnya menuliskan bahwa seseorang yang ingin mencalonkan dirinya sebagai pejabat Yunani nantinya akan diberikan tanda pengenal yang disebut dengan pinakia, sebuah emblem perunggu yang bertuliskan nama orang tersebut.
Nantinya, semua warga yang ingin menjadi hakim atau pejabat publik akan meletakkan pinakia dan bakal diguncangkan oleh ketua Arkhon yang berfungsi sebagai Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Setelah diguncangkan, sebuah emblem akan keluar, dimana nama emblem yang pertama kali keluar akan ditarik menjadi penyisip emblem. Selanjutnya akan dilakukan pengguncangan kembali dan menghasilkan semua nama pejabat.
Untuk menentukan jabatan mereka, akan dilakukan kleroterion dari dua dadu warna hitam dan putih ke tabung yang ada di samping kleroterion. Dadu tersebut lalu dijatuhkan melalui lubang tabung dan menarik satu per satu 12 dadu yang memenuhi jabatan yang kosong.
Orang-orang Athena memiliki pemikiran ideologis untuk mewujudkan sistem undian. Cara ini menjaga kandidat jabtan publik dari fraksionalisme dan sistem oligarki yang menyebabkan ketidakstabilan politik, seperti dilakukan Crochetière menilai, konsep undian ini punya banyak kelebihan politis.
Praktik suap tidak bisa dimainkan untuk mendulang kemenangan secara gelap. Partisipasi politik warga juga bisa meningkat secara otomatis walau kemungkinan bisa memegang jabatan publik sangatlah kecil.
