Terungkap Misteri Ribuan Bopeng di Permukaan Bulan, Peneliti Jelaskan Penyebabnya

- Rabu, 13 April 2022 | 15:00 WIB
Ilustrasi bulan (Pixabay)
Ilustrasi bulan (Pixabay)

Permukaan Bulan tidaklah rata seperti yang dibayangkan. Permukaannya dipenuhi oleh banyak kawah alias bopeng yang jumlahnya bisa mencapai ribuan.

Nah, baru-baru ini peneliti berhasil mengungkapkan penyebab terbentuknya kawah pada permukaan Bulan.

Dilansir Live Science, ada sebanyak lebih dari 9.000 kawah yang terlihat pada permukaan bulan. Hal itu disebabkan oleh rentetan tabrakan meteor, asteroid dan komet selama miliaran tahun. Demikian menurut International Astronomical Union.

Bopeng-bopeng itu terlihat tidak merata di permukaan bulan. Sisi jauh bulan, yang tidak pernah dilihat orang dari Bumi karena bulan terkunci pasang surut, memiliki konsentrasi kawah yang jauh lebih tinggi daripada sisi dekat yang terlihat.

Bagian dekat bulan memiliki lebih sedikit lubang karena permukaannya tertutup maria bulan, bentangan luas lava padat yang dapat kita lihat dengan mata telanjang di Bumi sebagai bercak gelap di bulan.

Bidang lava ini kemungkinan menutupi kawah yang seharusnya menandai dekat bulan. Sisi jauh bulan hampir tidak memiliki lunar maria, itulah sebabnya kawahnya masih terlihat.

Para ilmuwan telah lama menduga bahwa lunar maria terbentuk setelah tabrakan besar-besaran sekitar 4,3 miliar tahun yang lalu.

Tabrakan ini menciptakan cekungan Kutub Selatan-Aitken (SPA), sebuah kawah besar dengan lebar maksimum sekitar 1.600 mil (2.574 kilometer) dan kedalaman maksimum 5,1 mil (8,2 km), yang merupakan lubang terbesar di bulan dan kawah tumbukan terbesar kedua yang dikonfirmasi di tata surya.

Namun, hingga saat ini para peneliti tidak dapat menjelaskan mengapa hanya bagian dekat bulan yang memiliki medan lava.

Studi baru menemukan bahwa dampak SPA menciptakan fenomena unik di dalam mantel bulan, lapisan magma di bawah kerak, yang hanya mempengaruhi bagian dekat.

"Kita tahu bahwa dampak besar seperti yang membentuk SPA akan menciptakan banyak panas," kata penulis utama Matt Jones, seorang mahasiswa doktoral ilmu planet di Brown University, dalam sebuah pernyataan.

"Pertanyaannya adalah bagaimana panas itu mempengaruhi dinamika interior bulan," kata dia.

Para peneliti telah mengetahui bahwa medan lava di bagian dekat berasal dari mantel bulan karena sampel bulan yang dibawa kembali oleh misi Apollo mengandung unsur-unsur radioaktif yang menghasilkan panas seperti potasium, fosfor, dan thorium yang semuanya diduga ditemukan berlimpah di dalam mantel bulan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X